Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan SYL Tinjau Posko dan Peternakan di Gresik, Pastikan Penanganan PMK Terkendali dan Optimal

Kompas.com - 11/05/2022, 14:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak ditemukan di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim).

Menyusul terjadinya kasus PMK ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), gerak cepat turun kelapangan dan mengunjungi Kabupaten Gresik sebagai salah satu wilayah yang terkonfirmasi positif akan adanya penyakit ini.

Usai mengunjungi peternak dan posko penanganan PMK di daerah tersebut, Mentan SYL memastikan penanganan dan penanggulangan PMK di Jawa Timur berjalan baik dan terkendali.

Baca juga: Mentan SYL: Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Tidak Menular ke Manusia

Ia menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendukung penuh upaya berjenjang yang dilakukan pemerintah daerah dalam penanganan dan pengendalian PMK di wilayah masing-masing.

“Saya bersama seluruh Dirjen di Kementan dan Forkopinda beserta Bupati Gresik dan Empat Bupati lainnya kami hadir dilapangan, ini menandakan apa yang diminta Bapak Presiden agar seluruh kekuatan di pemerintah pusat dan daerah secara serius melakukan penanganan yang maksimal," ungkaonya saat meninjau posko dan peternakan di Gresik yang dikutip Kompas.com lewat siaran resminya, Rabu (11/5/2022).

Indonesia tercatat bebas penyakit mulut dan kuku pada hewan sejak 1986 dan mendapatkan pengakuan Internasional pada 1990.

Mentan SYL berharap berbagai upaya mitigasi yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah daerah dapat secara optimal menekan penyebaran PMK disejumlah wilayah dan mengantar kembali Indonesia sebagai negara bebas PMK.

Baca juga: Pengawasan Ternak Diperketat Menyusul Adanya Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Hewan

“Indonesia menjadi negara yang bebas PMK di Asia dari 1990, dan ternyata beberapa hari lalu kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi dari hasil tes dan pemantauan dilapangan, disertai jumlah yang terinfeksi dengan tingkat kematiannya yang bisa dikatakan rendah, kita harapkan PMK kali ini berada pada level ringan," terang Syahrul.

Dukungan yang diberikan Kementan, lanjut Syahrul, tidak hanya sebatas pengerahan tim lapangan maupun obat-obatan. Ia memastikan pihaknya akan bekerja cepat meneliti dan menghasilkan vaksin penyakit mulut dan kuku pada hewan.

“Kami akan terus bekerja, kami lakukan langkah-langkah terpadu yang dapat meminalisir angka penyebaran, baik dengan isolasi, lockdown wilayah atau kandang, kita lakukan tracing, dan intervensi obat-obatan, dan secepatnya kami dapatkan serotype dari PMK ini dan kami dapat segera mungkin menghasilkan vaksinnya," kata Mentan SYL.

Dikesempatan yang sama, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, mengapresiasi upaya Kementan dalam penanggulangan PMK dilapangan.

Ia mengaku dukungan penuh Kementan akan mempercepat dan mempermudah pihaknya dalam melakukan sejumlah strategi penanganan PMK.

“Sesuai arahan Pak Menteri kami akan lakukan pembukaan pelan pelan pada pasar ternak tentu dengan pengecekan, mudah-mudahan kita bisa hadapi PMK ini," ungkapnya.

Sebagai informasi, sejak ditemukannya kasus konfirmasi positif penyakit mulut dan kuku pada hewab pada awal Mei lalu di Jawa Timur, Kementan telah memberikan sejumlah bantuan.

Mentan SYL berkesempatan memberikan bantuan tahap kedua kepada Pemprov Jatim berupa desinfektan, antibiotik, vitamin, antiradang, APD dan sejumlah unit handsprayer manual.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK pada Hewan Ternak, Mentan SYL Minta Jajarannya Lakukan Upaya Optimal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com