Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga: yang Mudik Lebih dari 80 Juta, Alhamdulillah Sampai Hari Ini Tidak Ada Lonjakan Kasus Covid-19...

Kompas.com - 11/05/2022, 14:59 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto masih melihat bayangan Covid-19 masih dapat jadi risiko pada sektor perekonomian.

Untuk itu, ia masih waspada dengan dengan adanya risiko yang ditimbulkan Covid-19 pada sektor perekonomian.

Namun begitu, ia menyampaikan adanya pergerakan mudik Lebaran 2022 menjadi bukti positif adanya percepatan penanganan Covid-19.

"Alhamdulillah, penanganan kasusu Covid-19 sudah landai. Kemarin walaupun yang mudik lebih dari 80 juta (pemudik), namun dari indikasi yang kita monitor sampai hari ini tidak ada lonjakan kasus," ujar Airlangga dalam Green Economy Indonesia Summit 2022, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,01 Persen, Menko Airlangga: Tak Lagi Disokong Belanja Pemerintah

Ia menambahkan, dua tahun belakangan selama pandemi Covid-19, penyebaran kasus bakal melonjak pada H+24 setelah Lebaran Idul Fitri.

"Tetapi sekali lagi ditegaskan, kasus naik pada waktu itu kaitannya dengan varian baru, varian Delta dan Omicron," terang dia.

Baca juga: Klaim Ekonomi RI Kalahkan China, Singapura hingga AS, Airlangga: Hanya di Bawah Vietnam...

Airlangga berharap, masyarakat tidak dihantui lagi dengan penyebaran wabah varian baru turunan Covid-19. Ia bilang, jangan sampai ada varian lain yang sekuat Omicron maupun varian Delta.

Lebih lanjut, ia menyampaikan berdasarkan survei serologi Kementerian Kesehatan sebelum Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 2022, di Pulau Jawa lebih dari 99 persen masyarakat sudah memiliki kekebalan atau imunitas.

Baca juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen di Kuartal I-2022, Airlangga Sebut Lebih Tinggi dari China dan AS

Angka ini didapatkan dari masyarakat yang sudah melakukan vaksin 3 kali atau sudah terkena Covid-19.

"Sehingga dengan demikian diharapkan kekebalan lebih baik. Namun kuncinya tetap menggunakan masker suatu kewajiban. Kemudian proses harus tetap dijaga, dan juga booster harus terus didorong," ucap Airlangga.

Ia menjelaskan, ada tiga kunci yang harus disiapkan terutama untuk penyakit yang berbasis paru-paru adalah masker, social distancing, dan bagaimana menyebarkan universal vaksin secepatnya.

"Sejarah sudah membuktikan dengan Covid-19, dari tahap penelitian sampai produksi siklusnya dapat dipotong menjadi satu tahun, di mana secara normal sebelumnya dibutuhkan waktu setengah dekade atau lima tahun," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com