Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi AS Sentuh 8,3 Persen, Dekati Level Tertinggi dalam 40 Tahun

Kompas.com - 12/05/2022, 05:45 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Inflasi di Amerika Serikat kembali naik 8,3 persen di bulan April 2022, berdasarkan pengumuman Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Rabu (11/5/2022) waktu setempat.

Mengutip CNBC, kenaikan inflasi AS disebabkan oleh kenaikan harga barang kebutuhan konsumen, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat meningkat 8,3 persen dari tahun lalu. Namun lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, 8,5 persen.

Sementara itu, inflasi inti sebesar 0,6 persen, naik dibandingkan periode Maret 2022 sebesar 6,2 persen. Adapun kontributor penyumbang inflasi AS diantaranya harga makanan, tempat tinggal, tiket pesawat, dan harga kendaraan.

Baca juga: Inflasi April 2022 Capai 0,95 Persen, Tertinggi Sejak Januari 2017

Tarif maskapai penerbangan terus naik karena semakin banyak orang yang melakukan perjalanan udara di tengah meningkatnya perjalanan bisnis dan liburan. Harga tiket pesawat naik 18,6 persen pada bulan April, dan dibandingkan dengan tahun lalu melonjak 33,3 persen.

Penjualan mobil juga termasuk penyumbang inflasi AS terbesar karena masalah rantai pasokan, terutama dengan semikonduktor yang penting untuk sistem operasi kendaraan. Harga kendaraan bekas turun 0,4 persen pada bulan April, dan harga kendaraan baru naik 1,1 persen. Secara tahunan harga kendaraan bekas naik 22,7 persen dan kendaraan baru naik 13,2 persen.

Pada bulan April kenaikan harga juga terjadi pada beberapa bahan pangan, seperti harga ayam yang naik 3,4 persen, dan harga telur yang melonjak 10,3 persen. Sementara itu, harga bacon juga naik 2,5 persen, sereal 2,4 persen. Namun, harga ham turun 1,8 persen.

Inflasi telah menjadi satu-satunya ancaman terbesar bagi pemulihan ekonomi, usai pandemi Covid-19. Kenaikan harga menjadi masalah tersendiri, dan kini merambah ke luar area pokok, seperti biaya perumahan, hingga penjualan mobil.

Kenaikan harga juga berarti upah mengalami penurunan. Upah riil yang disesuaikan dengan inflasi turun 0,1 persen pada April. Namun demikian untuk upah rata – rata per jam naik 0,3 persen. Selama tahun 2021, pendapatan rill telah turun 2,6 persen, mesikpun pendapatan rata–rata per jam naik 5,5 persen.

Baca juga: Bulan April, Inflasi di Turki Melonjak Jadi 69,97 Persen, Tertinggi dalam Dua Dekade

Pejabat Federal Reserve telah menanggapi masalah tersebut dengan dua kenaikan suku bunga sepanjang tahun ini dan menjanjikan akan menaikkan lagi suku bunga hingga inflasi turun ke level 2 persen.

Di sisi lain, kenaikan IHK juga terjadi di tengah penurunan harga energi sebesar 2,7 persen, dan 6,1 persen untuk harga bahan bakar. Indeks makanan Bureau of Labor Statistics (BLS) mengalami kenaikan 0,9 persen.

Dalam 12 bulan terakhir, harga energi telah neik 30,3 persen, dan harga makanan naik 9,4 persen. Biaya bahan bakar di SPBU AS pada pekan ini mengalami kenaikan mencapai level tertinggi.

"Kami mulai melihat harga energi mulai turun sedikit, tetapi itu tidak cukup. Pasar mengharapkan angka yang lebih baik dan itu tidak cukup baik untuk mengesampingkan lebih banyak pengetatan Fed,” kata Kathy Jones, kepala strategi pendapatan tetap di Charles Schwab mengutip CNBC.

Baca juga: Tekan Inflasi, Bank of England Ikuti The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin, Tertinggi dalam 13 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com