Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferdy Hasiman
Peneliti

Peneliti di Alpha Research Database. Menulis Buku Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara, Gramedia 2019. dan Monster Tambang, JPIC-OFM 2013.

Proyek Smelter ANTM & Kolaborasi BUMN

Kompas.com - 12/05/2022, 08:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan begitu, ANTM harus bergegas menyelesaikan pasokan listrik agar proyek FeniHaltim beroperasi. Apalagi PLN sebagai perusahaan penyedia listrik di negeri ini sudah memberikan penawaran ke ANTM untuk proyek FeniHaltim. Namun, ANTM belum merespons.

Lantas apakah ini dibaca sebagai kelalaian? Tentu tidak bisa dibaca seperti itu. Saya menduga, ANTM memiliki perhitungan bisnis sendiri dalam proyek itu. Jika penawaran PLN menguntungkan, saya kira ANTM dengan cepat merespons proposal itu. Boleh jadi, tawaran harga listrik yang disodorkan PLN terlalu tinggi yang membuat proyek FeniHaltim tidak ekonomis jika mengikuti harga listrik PLN.

Kita tidak bisa memaksa ANTM untuk menerima penawaran PLN jika harga pasokan listrik membuat ANTM merugi. Itu sama juga jika kita bertanya bagaimana jika PLN yang berinisiasi menurunkan harga listrik ke proyek FeniHaltim dengan pertimbangan PLN menerima dana subsidi listrik dari kementerian keuangan di atas 40 triliun tahun 2020. Jika menurunkan harga listrik ke FeniHaltim dengan subsidi dana dari negara tentu tak terlalu merugikan PLN juga. Itu win-win solution yang melibatkan kedua belah pihak dan tentu harus dipimpin langsung oleh menteri BUMN.

Jalur komando menteri untuk mengatasi masalah pasokan listrik ke FeniHaltim menjadi sangat penting agar terjadi proses negosiasi yang saling menguntungkan. Bukan yang satu untung yang lain rugi.

Baca juga: Produksi dan Penjualan Feronikel Antam Turun Tipis pada 2021

Apabila proses itu tak berjalan, ANTM bisa saja memperhitungkan tawaran dari pemasok listrik swasta yang memiliki harga jual listrik rendah dan menguntungkan. Itu sah-sah saja dalam urusan bisnis. Apalagi sekarang sudah banyak pembangkit tenaga surya, mikro hydro atau energi baru terbarukan lainnya yang jauh lebih murah harga listriknya. Bahkan group-group besar, seperti Salim Group sekarang sudah mulai mengincar proyek energi baru terbarukan.

Menurut saya, jika tawaran listrik pihak swasta lebih menguntungkan ANTM secara bisnis, penting untuk dipertimbangkan. Sangatlah picik jika publik kemudian menganggap kerja sama dengan swasta untuk pasokan listrik ke FeniHaltim sebagai kolusi. Sejauh tender dan lelang dilakukan secara transparan dan dilaporkan kepada pemegang saham, itu adalah solusi agar proyek itu bisa berjalan cepat dan tidak terhenti hanya karena terkendala pasokan listrik.

Yang paling penting adalah ANTM sebagai perusahaan tambang BUMN tetap berpatok pada Good Corporate Governence (GCG) dalam menjalan bisnis. Jadi, kolaborasi antara BUMN bisa dilakukan sejauh kolaborasi itu saling menguntungkan.

Kolaborasi antara sesama BUMN tentu sangat ideal di tengah kompetisi dengan korporasi asing yang memiliki banyak dana untuk melakukan penetrasi bisnis. Kolaborasi antara BUMN juga sangat ideal agar pengerjaan proyek bisa berjalan cepat. Keuntungannya pun sama-sama bermanfaat bagi negara dibandingkan memberikan untung bagi perusahaan swasta atau perusahaan asing.

Di proyek FeniHaltim misalnya, ANTM dan PLN melakukan kolaborasi yang baik agar pembangunan proyek berjalan cepat. Apalagi proyek pembangunan smelter nikel ini termasuk proyek strategis pemerintahan Jokowi untuk pengembangan mobil listrik dan stainless steel. Namun, kolaborasi itu haruslah sama-sama menguntungkan, baik ANTM maupun PLN.

Tidaklah benar, misalnya, jika dalam proyek itu kita mendorong ANTM untuk terus menuntaskan pengerjaan proyek dengan menyelesaikan masalah pasokan listrik, meskipun PLN memberi harga tinggi, hanya untuk mendorong proyek strategis pemerintah. Ini yang membuat proyek menjadi tak ekonomis dan ANTM akan menjadi sasaran tembak karena mengalami kerugian.

Investasi senilai Rp 3,5 triliun untuk pembangunan smelter FeniHaltim menjadi investasi rugi jika manajemen tak membuat kalkulasi untung-rugi secara teliti. Jangan juga hanya demi menjaga kolaborasi dengan sesama BUMN, proyek itu tetap jalan meskipun hasil akhirnya tak ekonomis.

Sebagai perusahaan negara, ANTM terikat dengan perintah UU BUMN, menjalankan Public Servis Obligation (PSO) dan mencari profit. Menjalankan proyek strategis pemerintah seperti pembangunan pabrik smelter adalah bagian dari PSO karena proyek itu nanti akan memberikan efek pelipatan bagi rakyat dan daerah.

Namun, sisi bisnis dari proyek itu tetap menjadi basis perhitungan penting. Karena jika proyek itu tak ekonomis, negara menderita kerugian dan manajemen ANTM akan menjadi sasaran tembak jika laporan investasi diaudit BPK. Jadi, mumpung proyek itu belum berjalan dan beroperasi, baik ANTM maupun PLN harus sama-sama berpikir mencari titik temu soal harga listrik yang paling menguntungkan kedua belah pihak.

Solusi cerdas Menteri BUMN

Keberpihakan pemerintah terhadap proyek strategis yang sedang dijalankan ANTM tentu dibutuhkan untuk mengurai ego sektoral. Dalam hal pembangunan proyek smelter misalnya, menteri BUMN harus memimpin langsung proyek ini agar sesama BUMN saling menopang. Dalam hal kekurangan listrik untuk pembangunan smelter, pemerintah bisa memberikan subsidi listrik melalui PLN untuk mempercepat pengembangan smelter ANTM.

Kolaborasi antara BUMN perlu didorong, namun perlu mendorong kolaborasi yang saling menguntungkan dan mengikuti mekanisme korporasi. Menteri BUMN perlu mengajak PLN dan ANTM untuk duduk bersama bagaimana agar proyek FeniHaltim berjalan cepat dan menguntungkan kedua belah pihak. ANTM yang sedang membangun smelter nikel juga perlu diberi kemudahan membayar pajak agar memiliki ruang untuk ekspansi.

Jika memang PLN dan pemerintah tidak memberikan solusi yang menguntungkan, saya lebih menganjurkan ANTM untuk bernegosiasi dengan perusahaan swasta di sektor energi baru terbarukan yang harga listriknya lebih murah. Jika tawaran itu lebih menguntungkan dan masuk dalam perhitungan bisnis ANTM, silakan berproses. Yang paling penting, semua proses harus berjalan transparan dan jika harus bekerjasama dengan perusahaan swasta, ANTM harus membuktikan setelah proyek smelter FeniHaltim berjalan komersial haruslah untung dan pengembalian investasi membutuhkan berapa tahun.

Lebih aman lagi bagi ANTM agar menggelar tender proyek listrik FeniHaltim secara terbuka, perhitungan bisnis untung-rugi haruslah transparan sejak dini. Masukan publik juga harus didengar agar pembangunan proyek itu bukan hanya menjadi tanggung jawab ANTM sebagai korporasi, tetapi dimonitor publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com