Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak di Zona Merah, Rupiah Positif

Kompas.com - 12/05/2022, 09:29 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (12/5/2022). Hal ini berbeda dengan rupiah yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.06 WIB, IHSG berada pada level 6.719,62 atau turun 96,5 poin (1,4 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.816,20.

Sebanyak 144 saham melaju di zona hijau dan 239 saham di zona merah. Sedangkan 168 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 1,4 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,7 persen, Nikkei 0,84 persen, dan Strait Times 0,7 persen. Sementara itu, Shanghai Komposit naik 0,09 persen.

Wall Street pada penutupan pagi ini merah dengan penurunan S&P 500 sebesar 1,65 persen, Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,02 persen, dan Nasdaq Komposit 3,18 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic yang membentuk goldencross di area oversold mengindikasikan potensi penguatan.

“IHSG diprediksi Menguat. Penguatan diperkirakan akan terbatas dikarenakan pergerakan masih dibayangi ketidakpastian dari sentimen global,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir Bloomberg, pukul 09.06 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.549 per dollar AS, atau naik 5 poin (0,03 persen).

Baca juga: Harga Bitcoin Sentuh Level Rp 414 Juta, Cek Harga Kripto Hari Ini

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh kondisi ekonomi domestik yang mulai menggeliat usai perayaan Idul Fitri.

"Ekonomi Dalam negeri yang kembali menggeliat karena perayaan Idul Fitri bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah. Ini mungkin bisa menjaga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam," ujar Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, sentimen inflasi di AS yang masih cukup tinggi bisa menekan rupiah. Adapun inflasi AS mencapai 8,3 persen atau mendekati angka tertinggi dalam 40 tahun.

"Pelaku pasar kelihatannya masih harus mewaspadai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini. Data inflasi yang tinggi ini memvalidasi ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif ke depannya dan mendorong penguatan dollar AS karena yield obligasinya bakal naik," lanjutnya.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.500 per dollar AS sampai dengan Rp 14.580 per dollar AS.

Baca juga: Inflasi AS Naik Lagi, Wall Street Berakhir Merah, Saham–saham Teknologi Rontok

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com