Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Negara dengan Tingkat Inflasi Tertinggi, Indonesia Termasuk?

Kompas.com - 12/05/2022, 14:33 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak nyata. Tak hanya bagi kesehatan, namun juga bagi perekonomian dunia. Hal ini bisa dilihat dari lonjakan inflasi di masa pemulihan ekonomi.

Selain pandemi berkepanjangan, lonjakan inflasi juga terjadi karena faktor eksternal dan faktor internal. Beberapa faktor tersebut yakni gangguan rantai pasok (supply chain), dan tensi geopolitik antara Rusia-Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina membuat negara Barat memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia. Akibatnya, beberapa negara yang memiliki ketergantungan ekspor impor dengan Rusia turut anjlok di tengah permintaan yang meningkat.

Mengutip pengertian inflasi Bank Indonesia (BI), Kamis (12/5/2022), inflasi adalah tanda dari kenaikan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga: Pendemi Terkendali, Ekonomi Jabar Tumbuh Melebihi Nasional

Lantaran naiknya harga barang, tingginya inflasi akan menggerus daya beli masyarakat. Inflasi yang terlalu tinggi akan berdampak negatif pada masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang sudah memiliki penghasilan pas-pasan, bahkan sebelum inflasi meningkat.

Dampak negatif lainnya akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus menurun. Akibatnya, standar hidup masyarakat menurun dan membuat warga miskin jatuh dalam jurang kemiskinan ekstrem.

Inflasi yang tinggi dan terus-menerus meningkat akan menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Tingkat dampak inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif, sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

Baca juga: Daftar 5 Provinsi dengan Tingkat Pengangguran Paling Tinggi

10 negara dengan tingkat inflasi tinggi

Tingkat inflasi yang tinggi dan terus-menerus sudah terjadi di beberapa negara. Bukan hanya pandemi, ada beberapa faktor internal yang menyebabkan inflasi melonjak.

Di Turki misalnya, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sudah meningkat hingga puluhan persen, salah satunya disebabkan oleh krisis ekonomi di negara tersebut. Inflasi di Turki menjadi yang tertinggi di dunia saat ini.

Sementara itu, Inflasi di Amerika Serikat naik 8,3 persen (yoy). Nilainya mendekati yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Kenaikan inflasi AS disebabkan oleh kenaikan harga barang kebutuhan konsumen. Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat meningkat 8,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 8,5 persen (yoy).

Sementara itu, inflasi inti AS sebesar 0,6 persen, naik dibandingkan periode Maret 2022 sebesar 6,2 persen. Adapun kontributor penyumbang inflasi AS diantaranya harga makanan, tempat tinggal, tiket pesawat, dan harga kendaraan

Baca juga: Inflasi AS Sentuh 8,3 Persen, Dekati Level Tertinggi dalam 40 Tahun

Dikutip dari Trading Economics, berikut ini 10 negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia:

1. Turki dengan tingkat inflasi 69,97 persen secara tahunan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com