Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Unggahan UMKM soal Harga Makanan di GoFood Lebih Mahal, Ini Tanggapan Gojek

Kompas.com - 12/05/2022, 14:59 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform besutan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, Gojek, menjadi perbincangan di media sosial. Layanan pesan antar makanan di aplikasi tersebut, GoFood, dinilai mematok harga mahal dan memberatkan mitra.

Salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Warpopski, mengungkapkan, harga makanan yang dijualnya di GoFood lebih mahal dibandingkan harga sesungguhnya. Para mitra pengemudi (driver) pun dinilai mendapat imbalan yang kurang seimbang.

"Dilema, kami pun harus menjual makanan kami untuk para konsumen di rumah, dengan harga yang jauh lebih tinggi secara online," sebut Warpopski dalam ungguhannya di Instagram, dikutip Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: 10 Negara dengan Tingkat Inflasi Tertinggi, Indonesia Termasuk?

Akibat mahalnya harga makanan dan biaya lainnya, UMKM tersebut memutuskan untuk tidak memprioritaskan pesanan melalui Go Food.

UMKM tersebut hanya menjual air mineral untuk sementara waktu seharga Rp 30.000 per botol. Sementara untuk para pengemudi, Warpopski akan memberikan makanan gratis.

"Kami prioritaskan konsumen kami dulu, yang datang langsung ke Warpopski, untuk dine in atau take away," tulis manajemen.

Baca juga: Simak Cara Daftar GoFood dan Grab Food secara Online

Tanggapan Gojek

VP Corporate Affairs Food & Groceries Gojek, Rosel Lavina menyatakan, perseroan menggunakan skema komisi dalam GoFood yang besarannya diatur dan disesuaikan dengan industri.

Menurut dia, skema komisi merupakan hal yang lazim diberlakukan untuk kegiatan transaksi di platform penyedia jasa online atau marketplace, pesan-antar makanan, e-commerce, hingga aplikasi penyedia travel online.

Adapun skema komisi standar GoFood sebesar 20 persen + Rp 1.000 merupakan opsi paket komisi yang ditawarkan kepada mitra usaha. Selain skema standar, ada skema lain yang bisa dipilih oleh mitra usaha (merchant) saat bergabung dengan ekosistem.

Baca juga: Selama Pandemi, Gojek Kucurkan Rp 1 Triliun untuk Bantu Driver dan Mitra Gofood

"Mitra usaha yang berminat memperluas akses pasarnya melalui GoFood dapat secara opsional memilih paket komisi lainnya sesuai kebutuhan dan skala usaha masing-masing," ucap Rosel Lavina kepada Kompas.com.

Lebih lanjut dia menjelaskan, komisi tersebut juga dikembalikan lagi ke mitra usaha dan pelanggan, dalam bentuk pengembangan platform secara berkelanjutan, peningkatan pelayanan, subsidi biaya pengantaran pemesanan, dan program promosi yang digelar secara rutin.

Menurut Rosel, hal ini merupakan bagian dari upaya GoFood untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan, di mana seluruh anggota ekosistem Gojek, mitra driver, mitra usaha dapat terus bertumbuh dan jadi andalan pelanggan.

Selain itu, ia juga mengatakan besaran komisi GoFood dinilai mitra usaha sudah sesuai, seperti yang diungkapkan di dalam laporan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang berjudul Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Nasional.

"Berdasarkan laporan tersebut, biaya komisi GoFood dinilai sudah sesuai dengan manfaat yang didapat. Laporan LD FEB UI tersebut juga mengungkapkan empat dari lima pelaku UMKM percaya bahwa GoFood mampu mendorong pertumbuhan usaha," tandas dia.

Baca juga: Driver Gojek Bakal Kebagian Saham GoTo Senilai Rp 310 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com