Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipakai Gratis, Lalu dari Mana Google Dapat Untung dari Google Maps?

Kompas.com - 12/05/2022, 20:07 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, terutama pengguna Google Maps, mungkin pernah terlintas pertanyaan bagaimana aplikasi peta yang bisa diakses secara gratis oleh penggunanya ini bisa mendatangkan untung bagi Google?

Sebagaimana diketahui, Google merupakan mesin pencari paling populer yang sudah mendominasi internet sejak tahun 1998. Seiring dengan pesatnya penggunaan ponsel pintar, kini pengguna Google mencapai miliaran orang.

Namun Google bersama perusahaan induknya, Alphabet, bukan hanya sekadar menawarkan aplikasi mesin pencari saja, namun juga menawarkan ribuan produk dan layanan lainnya.

Selain Google Maps, layanan paling populer dari Google antara lain Gmail, Google Cloud, YouTube, Google Meet, dan sebagainya.

Baca juga: Mengapa Orang AS Lebih Memilih Bangun Rumah Kayu ketimbang Semen?

Meskipun Google tidak membebankan biaya bagi para penggunanya alias gratis, bagaimana Google bisa mendapatkan untung dari layanannya seperti Google Maps?

Pendapatan Google Maps

Dikutip dari Investopedia, meskipun Alphabet tak pernah secara spesifik merilis pendapatan dari Google Maps, aplikasi peta ini ikut berkontribusi pada pendapatan seluruh iklan Google yang pada 2021 lalu tercatat sebesar 257 miliar dollar AS.

Pendapatan iklan terbesar Google sejauh ini masih disumbang dari mesin pencari dan iklan di Youtube dengan porsi sebesar 71 persen. Sisanya berasal dari pendapatan segmen lainnya termasuk Google Maps.

Salah satu pendapatan terbesar Google dari Google Maps adalah APIs alias application programming interfaces.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

APIs sendiri merupakan layanan yang dikembangkan Google yang memungkinkan penggunanya bisa mengakses produk Google secara terintegrasi. Perusahaan atau pihak ketiga yang menggunakan API, akan dikenai tarif oleh Google.

Kamil Franek, Pakar Analisis Bisnis, dalam artikelnya menyebutkan Google tak pernah mengumumkan berapa uang yang dihasilkan dari Google Maps, namun salah satu dari sedikit angka yang diungkap Google dan bisa jadi gambaran adalah jumlah pengguna aktif setiap bulannya, yakni 1 miliar.

Jumlah pengguna itu menempatkan Google Maps jauh di depan para pesaingnya baik di seluruh dunia maupun di Amerika Serikat. Google Maps memiliki 154 juta di AS, yang merupakan 6 kali lebih banyak dari pesaing terdekatnya.

Ia mengestimasi, Google Maps menghasilkan pendapatan sekitar 4,3 miliar dollar AS per tahun berdasarkan perkiraan kasar. Rinciannya terdiri dari 3,5 miliar dollar AS dari pendapatan dari iklan dan 0,8 miliar dollar AS pendapatan dari Google Maps APIs.

Baca juga: Sebagai Negara Maju, Kenapa AS Enggan Mengembangkan Kereta Cepat?

Sebagai contoh, di Indonesia, perusahaan layanan transportasi daring Gojek dan Grab akan membayar ke Google agar dapat memasang Google Maps di aplikasi.

Tarif layanan tersebut disebut-sebut berkisar Rp 100.000 untuk setiap 1.000 klik atau per penggunaan pelanggan. Selain Grab dan Gojek, banyak perusahaan memasangkan Google Maps di website resmi mereka yang artinya, ada tarif yang harus dibayar ke Google.

Di Tanah Air, APIs milik Google ini juga banyak dipakai oleh banyak perusahaan maupun instansi pemerintah. 

Baca juga: Mengapa Harga BBM di Malaysia Sangat Murah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com