Dalam beberapa hari terakhir, investor beramai–ramai meninggalkan aset kripto, dimana saat yang bersamaan aksi jual juga terjadi pada pasar saham, akibat kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini diperparah dengan data inflasi AS yang baru saja dirilis, menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 8,3 persen pada April 2022, mendekati level tertinggi dalam 40 tahun. Di sisi lain, investor masih khawatir dengan penurunan tajam stablecoin Terra atau TeraUSD (UST), yang mana seharusnya mencerminkan nilai dollar AS, namun malah anjlok dibawah 30 sen.
Investor juga khawatir, Luna Foundation Guard akan menggunakan sebagian bitcoin miliknya yang bernilai miliaran dollar AS untuk menopang stablecoin UST yang saat ini turun tajam. Kondisi ini, berdampak kepada stablecoin lain, di pasar kripto, seperti Tether stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, juga turun di bawah harga 1 dollar AS, tepatnya 95 sen.
“Para ekonom telah lama khawatir bahwa tether mungkin tidak memiliki jumlah cadangan yang diperlukan untuk meningkatkan nilai dollar-nya jika terjadi penarikan massal,” seperti dikutip dari CNBC.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.