Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Peternak Sapi Gresik: Wabah PMK seperti Pukulan Telak Jelang Idul Adha...

Kompas.com - 13/05/2022, 06:40 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Pemerintah terus mengupayakan agar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang ditemukan di Jawa Timur (Jatim) tak meluas, salah satunya dengan mencegah keluar-masuk hewan ternak dari luar daerah. Hal itu jadi pukulan telak bagi peternak sapi jelang Idul Adha 2022. 

Selain khawatir wabah PMK meluas, peternak juga bersiap kehilangan pendapatan ratusan juta rupiah dari perdagangan hewan kurban jelang Idul Adha 2022. 

Ahmad Astadi Priyanto (25), salah seorang peternak sapi yang ada di Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, Jawa Timur, mengatakan, PMK yang melanda saat ini seperti pukulan telak bagi peternak.

Baca juga: RI Bebas PMK sejak 1990-an, Wabah Kembali Muncul Diduga gara-gara Impor Daging dan Ternak Meningkat

 

Ia menyayangkan wabah tersebut merebak saat tidak lama lagi bakal Hari Raya Idul Adha, di mana sapi akan banyak dicari orang untuk hewan kurban.

"Saya sekarang ada enam ekor sapi di kandang yang siap jual, dengan kapasitas kandang bisa sampai 10 ekor sapi. Ini saya sebenarnya niat mau kulakan (membeli/pengadaan), tapi saya batalkan seiring imbauan dari pemerintah," ujar Yayan, sapaan Ahmad Astadi Priyanto, yang ditemui Kompas.com saat sosialisasi wabah PMK di desanya, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: Kementan Pastikan Stok Hewan Kurban Tak Terganggu Wabah PMK

Bersiap lupakan penjualan ratusan juta rupiah

Yayan mengaku, ternak sapi yang dilakukan oleh keluarganya sudah lama. Namun, tujuh tahun belakangan, Yayan dan keluarga menjalankan bisnis penggemukan sapi. Di mana Yayan membeli sapi dari luar desa atau bahkan luar kota, untuk dilakukan penggemukan dan dijual sebagai hewan kurban saat Idul Adha.

"Setiap Idul Adha saya biasa jualan sapi itu sampai dapat ratusan juta. Biasanya sembilan sampai 10 ekor, kalau satu ekor biasanya Rp 20 juta, tinggal dikalikan saja, Mas," ucap Yayan.

Baca juga: Soal Wabah PMK di Jatim, Kementan: Tingkat Kematian Rendah, Banyak Hewan Ternak Menuju Sehat...

Seiring dengan imbauan pemerintah untuk mencegah penularan PMK, Yayan pun saat ini menahan diri untuk tidak mendatangkan dan membeli sapi dari luar desa maupun luar kota.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya saya biasa cari sapi di Balongpanggang hingga Tuban, terus sapi saya gemukkan dulu sebelum dijual. Tapi dengan ini (adanya PMK) ya mau bagaimana lagi, khawatir menular juga, sebab sekarang sudah ada enam sapi di kandang. Jadi saya tidak jadi kulakan sapi dulu," kata Yayan.

Baca juga: Mentan: Daging Ternak yang Kena PMK Masih Bisa Dimakan, Jeroan Tak Bisa Dikonsumsi

Sapi kena PMK, jika sampai mati, mau bagaimana lagi...

Berbeda dengan Yayan, Jaelani (53) peternak sapi lain yang ada di Desa Gredek mengaku masih menantikan upaya yang akan dilakukan oleh pihak terkait dalam penanganan sapi yang terjangkit PMK. Terlebih, satu ekor sapi peliharaan Jaelani saat ini sedang terjangkit penyakit mirip tanda PMK.

"Ada sapi pedhet saya itu sudah tiga hari nafsu makannya tidak seperti biasa, badannya terlihat lemas, namun tidak sampai berlendir mulutnya. Biar dilihat Pak Mantri dulu, kalau memang PMK semoga bisa kembali normal seperti sebelumnya. Tapi kalau nanti sampai mati meski sudah dirawat, ya mau bagaimana lagi," ucap Jaelani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com