Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Online Optimis Perdagangan Digital di Kuartal II-2022 Bisa Tumbuh 10 Persen

Kompas.com - 13/05/2022, 17:07 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki kuartal II-2022, beberapa pelaku ekonomi mulai terlihat lebih optimis. Hal tersebut dapat dilihat dari laporan Digital Commerce Confidence Index (DCCI) Lazada yang dilakukan di kuartal pertama 2022.

Umumnya, penjual di Asia Tenggara optimis terhadap pertumbuhan bisnis. Adapun, sebanyak 77 persen responden penjual online memperkirakan akan ada peningkatan 10 persen penjualan di kuartal II-2022.

Chief Strategy Officer Lazada Group Magnus Ekbom mengatakan, sejalan dengan mulai bergeliatnya perekonomian dan berkurangnya pembatasan mobilitas dan aktivitas industri secara bertahap, penjual menjadi lebih optimis mengenai kondisi ekonomi.

Baca juga: 5 Cara Memulai Bisnis Online Tanpa Modal untuk Pemula

Berdasarkan temuannya, tiga dari empat penjual online sepakat situasi akan menjadi lebih baik di kuartal selanjutnya.

"DDCI Lazada menunjukkan kepercayaan diri penjual meningkat. Sedangkan, menurut Lazada Consumer Study, 73 persen konsumen di Asia Tenggara memandang belanja daring jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penjual daring yang dapat memahami preferensi dan tren pembeli daring akan berada pada posisi yang aman untuk tetap dapat bersaing dan memenangkan industri perdagangan digital," jelas dia dalam siaran pers, Jumat (13/5/2022).

Ia menambahkan, optimisme penjual ini merupakan momentum dari kuartal akhir tahun 2021. Saat itu, tercatat 74 persen penjual memperkirakan setidaknya akan mendapatkan peningkatan keuntungan penjualan sebanyak 10 persen dalam kuartal pertama 2022.

Hal tersebut, ia katakan diikuti dengan turunnya penjual online yang memperkirakan terjadinya penurunan penjualan. Jumlah penjual yang memperkirakan penjualan tidak bergairah merosot dari 12 persen di kuartal IV-2021 menjadi 7 persen di kuartal I-2022.

"Perayaan seperti Ramadhan dan Paskah di negara-negara yang merayakan, dan juga musim liburan yang akan datang menjadi pendorong utama pola pandang positif karena periode ini umumnya berarti adanya peningkatan permintaan dan konsumsi barang dari pembeli," imbuh dia.

Magnus memaparkan, untuk mendukung antisipasi pertumbuhan dalam penjualan daring di kuartal selanjutnya, 74 persen penjual menyatakan akan meningkatkan inventaris produk setidaknya 10 persen dalam tiga bulan ke depan.

Sementara itu, 47 persen mengatakan penjual akan menambahkan sumber daya manusia (SDM) yang menandai kepercayaan akan pertumbuhan bisnis.

Lebih rinci, ia menjabarkan survei tersebut dilakukan pada kuartal I-2022 dengan melibatkan 766 penjual online di Asia Tenggara sebagai responden.

Dari sana dilaporkan, kepercayaan penjual tersebar di beberapa kategori, misalnya tiga kategori teratas adalah general merchandise sebanyak 81 persen, fesyen sebanyak 78 persen, dan fast-moving consumer goods sebanyak 76 persen.

"Menurut Lazada Consumer Study yang terbaru dari konsumen di Asia Tenggara, temuan ini juga sejalan dengan preferensi konsumen belanja daring, tercatat fesyen dan kesehatan-kecantikan berada di posisi puncak untuk pembelian daring selanjutnya," urai dia.

Studi yang sama menunjukkan, pelanggan mencari harga yang lebih murah, biaya pengiriman yang terjangkau, kemudahan pencarian serta kenyamanan ketika berbelanja daring.

Baca juga: Bagaimana Cara Jualan Online Tanpa Modal?

Berdasarkan DCCI Lazada, pada kuartal I-2022, bisnis memahami betul faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan pelanggan. Sehingga, bisnis perlu melakukan upaya dalam memikat konsumen untuk berbelanja daring dan memastikan harga produk mereka bersaing.

Ada sebanyak 58 persen penjual berupaya menarik traffic konsumen. Sementara, 56 persen di antaranya mengemukakan peningkatan persaingan harga menjadi dua pertimbangan utama untuk pertumbuhan di kuartal selanjutnya.

Di sisi lain, ada 23 persen penjual mengatakan, biaya operasional yang tinggi menjadi tantangan potensial. Hal ini menggambarkan ketidakpastian dalam pertumbuhan global.

Sebagai informasi, DCCI adalah studi yang berupaya memetakan tren perdagangan digital dengan memberikan indeks pada sentimen dan tingkat kepercayaan dari penjual daring di Asia Tenggara.

Tujuannya, untuk mengukur tingkat optimisme bisnis berdasarkan survei yang membandingkan beragam pandangan dari penjual online di Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.

Baca juga: Transaksi Industri Online Travel Diprediksi Melonjak Tinggi Jelang Lebaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com