Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Ekonomi Sirkular, Dow Indonesia Gandeng Yayasan Bintari Edukasi Masyarakat Soal Sampah

Kompas.com - 14/05/2022, 16:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan perusahaan material science PT Dow Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) nasional yang bergerak di bidang perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk mendorong penerapan ekonomi sirkular.

Kerja sama ini bertujuan untuk membantu pengelolaan sampah, di Kota Semarang, Jawa Tengah. Inisiatif ini nantinya akan membantu program pemkot Semarang dalam mengatasi masalah sampah melalui sejumlah program pengelolaan sampah di enam desa dalam rentang waktu 1,5 tahun mulai April 2022.

Riswan Sipayung, Presiden Direktur Dow Indonesia mengatakan, program ini berisi kegiatan edukasi pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah kepada 1.000 keluarga yang tinggal di enam desa tersebut, serta meningkatkan kapasitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) dan bank sampah untuk menciptakan ekonomi sirkular.

Baca juga: Kalurahan di Bantul Ini Kelola Sampah Mandiri, Per Bulan Bisa Dapat Rp 7 Juta

Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan sampah rumah tangga dari 180 kg menjadi 360 kg per hari melalui kolaborasi dengan enam unit TPS3R, yang masingmasing terdapat di setiap desa.

Adapun 6 TPS3R tersebut mencakup TPS3R Resik Mandiri di Desa Sambiroto, TPS3R Kampung Pilah Sampah di Desa Mangkang Kulon, TPS3R Sendang Mulyo di Desa Sendang Mulyo, TPS3R Sido Rahayu di Desa Purwosari, TPS3R Polaman di Desa Polaman, dan TPS3R Gemah di Desa Gemah.

“Sampah merupakan permasalahan kompleks, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia, dan diperlukan kolaborasi berkelanjutan antar para pemangku kepentingan untuk mengatasinya. Melalui kerja sama dengan Bintari, kami ingin mendorong sinergi antar pemangku kepentingan sekaligus perubahan perilaku pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, dimulai dari lingkungan rumah tangga,” kata Ridwan dalam siaran pers, Sabtu (14/5/2022).

Baca juga: [POPULER YOGYAKARTA] Yogyakarta Darurat Sampah? | Sri Sultan HB X Buka Dialog soal TPST Piyungan

Kolaborasi ini juga merupakan bagian dari komitmen Dow untuk mencapai target keberlanjutan perusahaan, sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan pemerintah dengan memprioritaskan ekonomi hijau, ekonomi sirkular, dan pengurangan emisi karbon.

Sebagai salah satu kota penghasil sampah terbesar di Indonesia, Semarang menghasilkan sekitar 1.270 ton sampah per hari dan sekitar 900 ton di antaranya dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) setiap hari.

Hanya sebagian kecil dari sampah yang didaur ulang dan sisanya terbuang ke laut yang kemudian berdampak terhadap lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, FX. Bambang Suranggono mengatakan, pemkot Semarang telah meluncurkan berbagai kebijakan dan inisiatif yang relevan untuk membantu mengatasi masalah pengelolaan sampah.

Adapun beberapa program tersebut antara lain, kantong plastik berbayar untuk meminimalkan jumlah sampah plastik, menetapkan jalur khusus untuk truk sampah, dan memasukkan pengolahan sampah ke dalam Proyek Energi Listrik kota di TPA Jatibarang.

“Pendampingan bank sampah dan TPS3R merupakan salah satu kunci dari program unggulan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang di tahun 2022, yakni Program GERAI ESHPE (Gerakan Implementasi Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah Hulu Perkotaan),” kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com