Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penuhi Pasokan Dalam Negeri, India Larang Ekspor Gandum

Kompas.com - 16/05/2022, 11:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

MUMBAI, KOMPAS.com - India resmi melarang ekspor gandum ke luar negeri. Larangan ekspor terjadi karena terjadi gelombang panas menyengat sehingga membatasi produksi dan sudah tingginya harga gandum di dalam negeri.

Kendati begitu, larangan ini hanya sementara dan dapat direvisi. Pemerintah pun masih mengizinkan ekspor yang dilengkapi dengan dengan letter of credit (L/C) yang sudah diterbitkan, dan ke negara yang meminta pasokan gandum untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan.

Pejabat setempat mengatakan, ekspor gandum yang tidak diatur telah menyebabkan kenaikan harga lokal, meskipun tidak ada penurunan dramatis pada produksi gandum dalam negeri.

Baca juga: Asosiasi Petani Kirim Surat ke Jokowi, Minta Larangan Ekspor CPO Dicabut

"Kami tidak ingin perdagangan gandum terjadi dengan cara yang tidak diatur atau terjadi penimbunan," kata sekretaris perdagangan BVR Subrahmanyam, dikutip dari CNN, Senin (16/5/2022).

Asal tahu saja, larangan ini terjadi saat Ukraina, pengekspor besar gandum dunia, menjadi target invasi Rusia sejak 24 Februari 2022. Sebelum pelarangan, India sejatinya telah menargetkan rekor pengiriman mencapai 10 juta ton tahun ini.

Meskipun bukan salah satu pengekspor gandum utama dunia, larangan India dapat mendorong harga gandum dunia memuncak, saat pasokan sudah sangat ketat.

Harga gandum India sendiri telah naik ke rekor tertinggi. Di beberapa pasar spot, harganya mencapai 25.000 rupee atau 320 dollar AS per ton, jauh di atas harga dukungan minimum pemerintah sebesar 20.150 rupee.

Naiknya biaya bahan bakar, tenaga kerja, transportasi, dan pengemasan juga mendorong harga tepung terigu di India.

"Bukan gandum saja. Kenaikan harga secara keseluruhan menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi dan itulah mengapa pemerintah harus melarang ekspor gandum," kata pejabat senior pemerintah lainnya.

Baca juga: Setelah RI Larang Ekspor CPO, Giliran India Kini Larang Ekspor Gandum

Produksi Gandum di India

Pada bulan Februari, pemerintah memproyeksi produksi gandum mencapai 111,32 juta ton, menjadi rekor panen keenam tertinggi secara berturut-turut.

Namun pada bulan Mei, angkanya direvisi menjadi 105 juta ton. Lonjakan suhu panas sejak pertengahan Maret bahkan bisa mengecilkan panen menjadi hanya sekitar 100 juta ton atau lebih rendah.

Meskipun terjadi penurunan produksi dan pembelian pemerintah oleh Food Corporation of India (FCI) yang dikelola negara, India dapat mengirimkan setidaknya 10 juta ton gandum tahun 2022.

FCI sejauh ini telah membeli lebih dari 19 juta ton gandum dari petani domestik. Tahun lalu, pembelian FCI mencapai rekor 43,34 juta ton. Perusahaan itu membeli biji-bijian dari petani lokal untuk menjalankan program kesejahteraan pangan bagi masyarakat miskin.

Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, petani lebih suka menjual gandum ke pedagang swasta, yang menawarkan harga lebih baik daripada tarif tetap pemerintah

Tercatat, India memang memanfaatkan reli harga gandum global setelah Rusia menginvasi Ukraina. Sejak saat itu, India mengekspor 7 juta ton gandum hingga kuartal I 2022. Nilainya naik 250 persen dari tahun sebelumnya.

Kemudian pada April, India kembali mencatat rekor dengan mengekspor 1,4 juta ton gandum. Kesepakatan pun telah ditandatangani untuk mengekspor sekitar 1,5 juta ton pada bulan Mei.

"Harga gandum di beberapa negara telah melonjak ke level saat ini bahkan tahun lalu, jadi langkah untuk melarang ekspor tidak lain adalah reaksi spontan," kata pedagang gandum, Rajesh Paharia Jain.

Baca juga: Kemendag Gagalkan Ekspor 81. 000 Liter Minyak Goreng ke Timor Leste

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com