Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Withdraw" Tether Mencapai Rp 102,5 Triliun dalam 48 Jam

Kompas.com - 18/05/2022, 10:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Kekhawatiran terhadap penurunan nilai stablecoin mendorong investor untuk menjual lebih dari 7 miliar dollar AS Tether (USDT), atau senilai Rp 102,5 triliun. Hal ini turut mendorong kekhawatiran baru tentang dukungan untuk aset kripto yang berbanding lurus dengan dollar AS.

Mengutip CNBC, pada Selasa (17/5/2022), investor telah menarik lebih dari 7 miliar dollar AS dari pasar kripto dalam 48 jam terakhir, setelah turun sebentar dari patokan dollar AS. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru, akan nilai cadangan yang menopang stablecoin terbesar di dunia tersebut.

Berdasarkan data dari CoinGecko, pasokan Tether yang beredar telah merosot dari sekitar 83 miliar dollar AS pada pekan lalu, menjadi kurang dari 76 miliar dollar AS pada hari Selasa.

Baca juga: Bitcoin dkk Menguat, Cek Harga Kripto Hari Ini

Stablecoin, merupakan aset kripto yang nilainya stabil di level 1 dollar AS. Namun, pada Kamis lalu, Tether sempat tergelincir dan berada di level 95 sen. Ini juga terjadi, di tengah kepanikan atas runtuhnya token terraUSD atau UST.

Sebagian besar stablecoin didukung oleh cadangan fiat, di mana aset tersebut memiliki jaminan yang cukup jika pengguna memutuskan untuk menarik dana mereka. Tetapi jenis baru stablecoin “algoritmik” seperti UST, mencoba bergantung pada kode.

Sebelumnya, Tether mengklaim semua tokennya didukung 1:1 oleh dollar AS yang disimpan di bank. Namun, setelah penyelesaian dengan jaksa agung New York beberapa waktu lalu, perusahaan mengandalkan berbagai aset lain, termasuk surat berharga, suatu bentuk utang jangka pendek tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung tokennya.

Ketika Tether terakhir kali mengungkapkan perincian cadangannya, dengan dana tunai yang mencapai sekitar 4,2 miliar dollar AS dari asetnya. Kemudian, 34,5 miliar dollar AS terdiri dari tagihan Treasury dengan jatuh tempo kurang dari tiga bulan, sementara 24,2 miliar dollar AS merupakan kepemilikan pada surat berharga.

Baca juga: Bos OJK Sampaikan 3 Pesan Khusus untuk Jajarannya, Apa Saja?

“Pengesahan” yang dilakukan oleh Tether setiap kuartal juga ditandatangani oleh MHA Cayman, sebuah perusahaan yang berbasis di Kepulauan Cayman yang hanya memiliki tiga karyawan, menurut profil LinkedIn-nya.

Tether telah menghadapi panggilan berulang untuk audit penuh atas cadangannya. Pada Juli 2021, perusahaan mengatakan, mereka memproduksinya dalam hitungan bulan, namun itu masih belum dilakukan.

Paolo Ardoino, chief technology officer Tether membenarkan, bahwa withdraw Tether mencapai 7 miliar dollar AS dalam 48 jam terakhir. Namun, ia memastikan Tether didukung sepenuhnya oleh likuiditas yang cukup.

“Kami telah menebus (withdraw) sebesar 7 milliar dollar AS dalam 48 jam, tanpa sekejap mata. Berapa banyak institusi yang dapat melakukan hal yang sama?” tulis Ardoino dalam cuitan di Twitter.

Dia juga meastikan, Tether dapat terus berjalan sesuai dengan keinginan pasar, dan dengan likuiditas yang dimiliki dapat menebus dan membayar seluruhnya, serta tetap bergerak berbanding lurus dengan 1 dollar AS.

“Kami dapat terus berjalan jika pasar menginginkannya, kami memiliki semua likuiditas untuk menangani penebusan besar dan membayar semua 1:1,” jelas dia.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Tether adalah bagian penting dari pasar kripto, yang memfasilitasi perdagangan bernilai miliaran dollar AS setiap hari. Investor sering memarkir uang mereka dengan token pada saat volatilitas tinggi dalam aset kripto.

“Tether akan memiliki sedikit sulit dalam menjual kepemilikan Treasury-nya, karena sumber kepemilikan yang tidak jelas,” kata Kepala Penelitian Lembaga Keuangan di Fitch Ratings Monsur Hussain.

Namun, dalam wawancara baru-baru ini dengan Financial Times, Ardoino menolak untuk memberikan perincian tentang kepemilikan Treasury-nya, dengan mengatakan perusahaan tidak inin mengungkapkan ingin rahasia kepada publik.

Kekhawatiran seputar Tether dinilai telah meningkatkan permintaan untuk token saingan seperti USDC dan BUSD, yang nilai pasarnya masing-masing telah meningkat sekitar 8 persen dan 4 persen dalam seminggu terakhir. Selain itu, para ahli juga mengatakan dua token ini lebih "aman" daripada Tether.

“Meskipun belum menyebabkan gangguan besar di pasar keuangan AS, Tether pada akhirnya mendorong kekhawatiran akan porsi kepemilikannya pada Treasurys AS," kata Professor of Finance sekaligus, Kepala Risk Management di ISMA Centre, Carol Alexander

Baca juga: MLFF Bakal Gantikan E-toll, Bayar Tol Tak Perlu Berhenti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com