JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja keuangan perusahaan rokok golongan 1 merosot tajam pada kuartal 1 2022.
Emiten rokok besar mengalami penurunan laba bersih yang signifikan dibandingkan kuartal I 2021 akibat beban cukai yang melonjak. Seperti Gudang Garam dan HM Sampoerna.
Sebaliknya, pabrikan rokok di bawah golongan 1 mampu membukukan kinerja baik, didorong oleh beban cukai yang secara signifikan lebih rendah.
Founder & CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto mengatakan, kemerosotan profitabilitas emiten rokok kelas premium dipengaruhi sentimen negatif kenaikan tarif cukai hasil tembakau.
Menurut Fendi, semakin besarnya beban cukai pabrikan golongan 1 akan mendorong pertumbuhan penjualan rokok murah dari perusahaan rokok golongan 2 dan 3.
"Jika ini tidak berubah maka dalam jangka panjang era rokok murah akan terus berlanjut, sementara emiten pabrikan golongan 1 bisa habis," kata Fendi dalam keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Kemenperin: Maraknya Peredaran Rokok Ilegal Mengancam Keberlanjutan Industri Rokok Legal
Tergerusnya laba bersih emiten rokok golongan 1 juga dipengaruhi peralihan konsumsi rokok dari produk rokok premium ke produk rokok yang lebih murah yang berada di golongan 2 dan 3 akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.
Pabrikan golongan 2 dan 3 dalam posisi diuntungkan dengan selisih tarif sebesar 40 persen lebih rendah dari tarif cukai yang dibayar pabrikan golongan 1.
Dengan begitu, produsen rokok golongan 2 dan 3 mampu mempertahankan margin profitabilitasnya tanpa harus menaikkan harga jual secara signifikan.
Menurut Fendi, kondisi ini yang menjadi salah satu penyebab kinerja perusahaan rokok pada golongan 2-3 tidak mengalami penurunan secara signifikan, bahkan beberapa di antaranya cenderung positif.
Baca juga: Industri Hasil Tembakau Tertekan, Banyak Buruh Pabrik Rokok Kena PHK
Pada kuartal I 2022, laba bersih PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) hanya turun tipis 2,3 persen menjadi Rp 37,68 miliar.
Laba bersih PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) bahkan naik signifikan hingga 116 persen menjadi Rp 3,79 miliar. PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA), juga membukukan kinerja positif. Sepanjang kuartal I 2022, untuk pertama kalinya perusahaan mampu membukukan laba bersih Rp 4,29 miliar setelah bertahun-tahun merugi.
Di tahun 2022 ini Bentoel resmi turun ke golongan 2 untuk keseluruhan portfolionya. Pada periode yang sama 2021, RMBA membukukan rugi sebesar Rp 4,1 miliar.
"Bentoel tahun 2022 ini turun ke golongan 2 dan sedang proses delisting.Dengan turun ke golongan 2, COGS-nya tidak terlalu tinggi alias dapat menghemat kewajiban pembayaran cukai sebesar 40 persen. Ini menjadi kunci membalik kinerja Bentoel yang dalam beberapa tahun belakangan selalu merugi," kata Fendi.
Baca juga: Viral Pabrik Rokok Bagi-bagi THR Lebih Awal, 52.025 Buruh Dapat Rp 2,38 Juta Per Orang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.