Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Belum Ada Rencana Pemerintah Naikkan Pertalite

Kompas.com - 18/05/2022, 19:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sempat menggaungkan wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite seiring dengan melambungnya harga minyak mentah dunia. Namun, hingga saat ini hal tersebut tak terealisasi.

Terkait wacana kenaikan Pertalite, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Saat ini Pertalite masih dibanderol Rp 7.650 per liter.

"Pemerintah hingga hari ini belum ada rencana melakukan (kenaikan), belum ada kenaikan," ujar Erick saat ditemui di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Cerita Menteri Bahlil Saat Larangan Ekspor Nikel Diberlakukan: Pak Erick Rugi, Saya Rugi...

Ia menjelaskan, dengan kondisi pangan dan energi yang bergejolak saat ini, pemerintah tidak mungkin hanya diam. Menurutnya, pemerintah selalu hadir untuk masyarakat dengan berbagai mekanisme, salah satunya subsidi energi.

Pemerintah telah menetapkan Pertalite menjadi jenis BBM khusus penugasan (JBKP), yang artinya produksi dan penyaluran menjadi diawasi, serta dapat disubsidi melalui pemberian kompensasi ke Pertamina.

Baca juga: Pertamina: Penjualan BBM Jenis Pertalite Tertinggi Saat Lebaran 2022

"Yang mampu tidak boleh disubsidi..."

Kendati demikian, stabilitas tetap harus dijaga di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global. Oleh sebab itu, pemerintah telah mengizinkan kenaikan harga BBM non-subsidi, termasuk Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter.

"Tentu pemerintah mengambil posisi, yang mampu tidak boleh disubsidi. Makanya Pertamax harganya dinaikan," kata dia.

"Itu pun harga Pertamax, harganya di bawah harga pasar, yang lainnya ada yang Rp 16.000 per liter, tapi ini Rp 12.500 per liter. Jadi di situ sudah ada komponen subsidi," lanjut Erick.

Baca juga: Soal Rencana Kenaikan Harga Pertalite hingga Tarif Listrik, Ini Kata Ekonom

Ia mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi, pemerintah perlu menjaga keuangan negara (APBN) tetap sehat.

Erick pun bersyukur kinerja ekspor RI pada April 2022 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni sebesar 27,37 miliar dollar AS.

Menurutnya, capaian kinerja perdagangan Indonesia itu berperan menjaga keuangan negara untuk tetap bisa melakukan subsidi pada sejumlah komoditas.

"Jadi ini negara kaya yang sangat pro rakyat, tapi kita harus jaga," kata dia.

Baca juga: Inflasi Diprediksi Capai 5,5 Persen jika Harga Elpiji dan Pertalite Naik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com