Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Gelontorkan Rp 441 Triliun Buat Tangani Krisis Pangan, Ini 4 Prioritasnya

Kompas.com - 19/05/2022, 15:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank) siap menggelontorkan dana sebesar 30 miliar dollar AS atau Rp 441 triliun (kurs Rp 14.700) untuk mengatasi kerawanan pangan atau krisis ketahanan pangan secara global.

Dana tersebut tersedia untuk 15 bulan ke depan yang disalurkan kepada sektor pangan, pertanian, nutrisi, perlindungan sosial, air dan irigasi. Presiden Grup Bank Dunia David Malpass mengatakan, pendanaan merupakan respons bank dunia terhadap harga pangan yang meningkat luar biasa belakangan ini.

“Kenaikan harga pangan memiliki dampak yang menghancurkan bagi mereka yang paling miskin dan paling rentan,” kata Malpass dalam keterangan resminya, Kamis (19/5/2022).

Baca juga: Ancaman Krisis Pangan dan Energi Bisa Berlanjut, Jokowi: Kita Harus Siap...

Malpass menyebut, ada empat prioritas yang mendapat dukungan pendanaan tersebut.

Pertama, yakni mendukung produksi dan produsen. Cakupannya, untuk meningkatkan produksi musim depan dengan menghilangkan hambatan perdagangan input, berfokus pada penggunaan pupuk yang lebih efisien, dan mengubah kebijakan dan pengeluaran publik untuk lebih mendukung petani dan hasil.

Kedua, memfasilitasi peningkatan perdagangan, dengan cakupan membangun konsensus internasional (G7, G20, dan lainnya) dan komitmen untuk menghindari pembatasan ekspor yang meningkatkan harga pangan global dan pembatasan impor yang menghambat produksi di negara berkembang.

"Ketiga, mendukung rumah tangga yang rentan, mencakup peningkatan program perlindungan sosial yang peka terhadap nutrisi dengan mekanisme pembiayaan tanggap seperti di awal.

Kemudian terakhir, berinvestasi dalam ketahanan pangan dan gizi yang berkelanjutan yang mencakup, penguatan sistem pangan agar lebih tahan terhadap peningkatan risiko, meliputi konflik, iklim, hama, penyakit, gangguan perdagangan, dan guncangan ekonomi.

Secara rinci, 12 miliar dollar AS dari total 30 miliar dollar AS bakal digunakan untuk bekerjasama dengan negara-negara di dunia dalam mempersiapkan proyek-proyek baru.

Sementara sisanya, yakni senilai 18,7 miliar dollar AS adalah portofolio Bank Dunia berupa saldo yang belum dicairkan untuk sektor pangan.

Portofolio itu tersebar dalam proyek-proyek yang terkait langsung dengan masalah ketahanan pangan dan gizi di bidang pertanian dan sumber daya alam, nutrisi, perlindungan sosial, serta sektor lainnya.

"Secara keseluruhan, (dana) ini akan berjumlah lebih dari 30 miliar dollar AS yang tersedia untuk implementasi mengatasi kerawanan pangan selama 15 bulan ke depan," tandas Malpass.

Baca juga: Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Dapat Bantuan Rp 8,7 Triliun dari Bank Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com