Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Negara Hadapi Ketidakpastian Global, Kendalikan Inflasi atau Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 20/05/2022, 13:55 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketidakpastian global yang tengah terjadi membuat pemerintahan di berbagai negara menghadapi dilema dalam merumuskan kebijakan.

Sebagaimana diketahui, meskipun pandemi Covid-19 mulai mereda, lonjakan inflasi global akibat konflik Rusia dan Ukraina serta percepatan pengetatan kebijakan moneter global menjadi tantangan baru bagi perekonomian di berbagai negara.

Baca juga: Dilema Sri Mulyani, Pilih Tambah Anggaran Subsidi atau Buat Pertamina-PLN Berdarah-darah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, fenomena tersebut membuat negara menghadapi pilihan kebijakan yang sulit, yakni antara mengendalikan inflasi dengan melalui pengetatan kebijakan moneter, atau menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional dengan mempertahankan kebijakan moneternya.

"Pergeseran risiko, tantangan inflasi, dan pengetatan moneter ini menimbulkan situasi pilihan kebijakan yang sangat sulit, yang dihadapi oleh semua negara di dunia," ujar Sri Mulyani, dalam gelaran Rapat Paripurna DPR, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Subsidi BBM dan Listrik Bengkak, Sri Mulyani Minta Anggaran Ditambah

Risiko global giring kondisi stagflasi

Menurutnya, apabila negara memutuskan untuk mengendalikan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter, salah satunya melalui peningkatan suku bunga acuan, negara tersebut harus siap menghadapi potensi dampak negatif terhadap pertumbuhan.

Pasalnya, peningkatan suku bunga acuan akan menimbulkan dampak rembetan, seperti utamanya kenaikkan biaya atau cost of fund untuk pembiayaan di tengah fase pemulihan ekonomi yang masih berada pada fase awal.

"Jika tidak terkelola, risiko global ini akan menggiring kepada kondisi stagflasi, yaitu fenomena inflasi tinggi dan terjadinya resesi," kata dia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Bergejolak, Anggaran Subsidi Energi Bengkak Jadi Rp 443,6 Triliun

 

Sri Mulyani: kerja sama jadi kunci utama

Oleh karenanya, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menekankan, perubahan risiko global harus menjadi fokus perhatian dan dikelola secara tepat, hati-hati, dan efektif.

"Pilihan kebijakan menjadi sangat sensitif dan tidak mudah," ujarnya.

Lebih lanjut Ia bilang, untuk menghadapi kondisi saat ini tidak mungkin diselesaikan secara individual oleh satu negara mana pun, sehingga kerja sama global menjadi kunci utama.

Indonesia sendiri saat ini terpilih menjadi bagian dari tim bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menangani potensi krisis global, yakni Global Crisis Response Group (GCRG).

"Dalam forum G20, eskalasi risiko ekonomi global juga telah menjadi salah satu fokus perhatian," ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com