KOMPAS.com – Kinerja ekspor pertanian Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tercatat tumbuh positif. Per Jumat (20/5/2022), ekspor pertanian Sulut mencapai Rp 2,9 triliun. Kinerja ini diprediksi mampu melampaui capaian pada 2021 yang sebesar Rp 5,8 triliun.
Capaian tersebut juga membuktikan bahwa Sulut memberi kontribusi terhadap ekspor pertanian Indonesia.
Saat melepas ekspor komoditas pertanian di Terminal Peti Kemas Bitung, Sulut, Jumat, Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Jan S Maringka mengatakan bahwa ekspor pangan memiliki peran penting dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Terlebih, lanjut Jan, Indonesia diharuskan memiliki daya tahan dalam menghadapi tantangan multidimensi yang meliputi aspek geografis, kekayaan alam, demografis, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Baca juga: Atasi Wabah PMK, Kementan Kirim Obat-obatan Senilai Rp 534,29 Juta ke Beberapa Wilayah
Pada kesempatan itu, Jan melepas ekspor komoditas asal Sulut senilai Rp 83 miliar. Komoditas yang diekspor adalah bunga pala, pala biji, kelapa parut, bungkil kelapa, daging pala, bungkil sawit, dan santan kelapa.
Adapun ekspor ditujukan ke 15 negara, di antaranya India, Vietnam, Italia, Selandia Baru, China, Argentina, Belanda, Australia, Chili, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
“Pelepasan ekspor ini merupakan pelaksanaan dari program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,” jelas Jan seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/5/2022).
Baca juga: Kementan Pastikan Stok Hewan Kurban Tak Terganggu Wabah PMK
Secara keseluruhan, nilai ekspor komoditas pertanian meningkat dari Rp 390,16 triliun pada 2019 menjadi sebesar Rp 625,04 triliun pada 2021.
Di sela-sela pelepasan ekspor, Jan juga mengunjungi Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Manado, Sulut. Saat ini, BKP Kelas I Manado Sulut telah memanfaatkan teknologi untuk memantau kinerja pertanian, termasuk ekspor.
Datanya pun dapat diakses secara terbuka dan real-time. Data ini bersumber dari data BKP Kelas I Manado, pemerintah daerah (pemda), dan petani.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.