Jadi kembali ke tiga percabangan tadi, kata saya, Schumpeter bolehlah dibilang penganut Austrian School, tapi yang nakalnya.
Berbeda dengan Schumpeter, Von Mises dan Hayek konsisten menyerang sosialisme dan Keynesianisme.
Lionel Rubin merayu Hayek untuk pindah ke London School of Economic tujuannya cuma satu, yakni untuk mem-battle Keynes dari Cambridge.
Gegara Hayek, LSE yang didirikan Fabian Society, beraliran sosialis, berubah menjadi Austrian School.
Tapi kehidupan pribadi Hayek pun punya masalah. Setelah battle dimenangkan oleh Kenynesian, Hayek nyaris terombang ambing. Sering menolak menulis tentang ekonomi.
Lalu semakin dijauhi teman-temannya di LSE gegara ia memutuskan bercerai tanpa sebab dengan istrinya untuk menikah dengan wanita lain yang lebih muda.
Setelah sakit, semangatnya menyala lagi ketika mendapat Nobel ekonomi setahun setelah seniornya meninggal, Ludwig Von Mises.
Para ekonom bilang, itu nobel terlambat untuk Von Mises. Meskipun begitu, Hayek sebenarnya kurang senang karena nobel itu diperuntukan untuk dua orang, Hayek dan Gunnar Myrdal, seorang Keynesian yang agak sosialis.
Bisa dibayangkan betapa gondoknya toh satu piala dengan ekonom sosialis yang ia benci.
"Selalu soal wanita," cetus seorang peserta.
"Karl Marx jauh lebih baik dong dari mereka," katanya melanjutkan.
Saya tersenyum. Lalu bilang, ah tidak juga. Karl Marx menghamili pembantunya, sampai melahirkan anak bernama Freddy.
Tapi karena takut diketahui istrinya, Karl Marx menyuruh Friederic Engel untuk mengaku bahwa itu adalah anak Engel.
Sampai setelah Karl Marx meninggal, Engel mengakuinya kepada Eleanor, anak Karl Marx. Hasilnya, karena tak percaya bahwa Freddy adalah saudara tirinya, Eleanor bunuh diri, kata saya.
"Jadi, tidak hanya Franklin Rosevelt yang berselingkuh?" katanya, sambil senyum sinis.
Iya, saya bilang, sambil tertawa besar. Dan tragisnya, FDR meninggal di saat bersama Lucy Mercer di Warmspring Georgia, alias bukan bersama istrinya, Eleanor Rosevelt.
"Yes," jawabnya bersemangat
Dasar kalian tukang gosip, kata saya, diikuti tertawa besar semua perserta.
"Hari ini, judul kuliahnya, wanita, ekonom, dan gosip," seringai salah satu peserta, sembari tertawa lebar.
Ya, it turned out to be right, kata saya, sambil ikut tertawa.
"You know," kata saya.
"Di tahun meninggalnya Karl Marx, 1883, ternyata adalah tahun kelahiran dua orang ekonom besar yang menurut saya agak aneh dan unik, yakni John Maynard Keynes dan Joseph Schumpeter.
"Pantes," jawab mereka, nyaris serentak.
Kami ketawa lepas ramai-ramai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.