Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei ABB Global: Industri Global Percepat Investasi Efisiensi Energi

Kompas.com - 23/05/2022, 15:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri global diprediksi bakal menunjukkan percepatan investasi efisiensi energi pada lima tahun ke depan dalam rangka mewujudkan target nol emisi. Hal itu berdasarkan survei terbaru The Energy Efficiency Investment Survey 2022.

Dalam survei global yang diterbitkan Sapio Research itu terdapat upaya percepatan efisiensi energi oleh industri global. Survei mencatatkan terdapat lebih dari setengah atau 54 persen perusahaan telah mulai berinvestasi, sementara 40 persen lainnya berencana melakukan peningkatan efisiensi energi tahun ini.

Presiden ABB Motion Tarak Mehta mengatakan, pertumbuhan siginifikan penduduk dan ekonomi dunia mendorong peningkatan dampak perubahan iklim ke titik nadir jika pemerintah dan industri tidak melakukan langkah yang berarti.

“Meningkatnya urbanisasi dan ketegangan geopolitik juga membuat ketahanan dan keberlanjutan energi menjadi semakin kritis. Meningkatkan efisiensi energi merupakan strategi utama dalam mengatasi potensi krisis tersebut. Oleh karena itu, percepatan investasi membawa angin segar,” kata Tarak Mehta dalam siaran pers, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Keran Ekspor CPO Dibuka, Harga Kelapa Sawit Naik

Dia menjelaskan, industri manufaktur memiliki potensi besar untuk mengadopsi upaya efisiensi energi. Dari hasil survei yang dilakukan, hampir dua pertiga responden tengah memperbaharui tingkat efisiensi peralatan operasional, seperti motor listrik yang digerakkan Variable Speed Drives (VSD).

Laporan tersebut juga menyoroti beberapa aspek yang menjadi hambatan utama investasi efisiensi energi. Setengah dari responden menyebutkan faktor biaya sebagai penghalang utama dalam melakukan upaya peningkaan efisiensi energi.

Sementara 37 persen menyatakan downtime atau penghenian operasional sebagai salah satu penghalang utama. Selanjutnya, hanya 41 persen responden yang merasa mendapatkan informasi yang memadai terkait langkah-langkah untuk mencapai efisiensi energi.

Baca juga: Penghapusan Nakes Honorer Bisa Berdampak ke Kinerja Puskesmas

Mehta mengatakan, tujuan utama laporan ini adalah membantu para pemangku kepentingan di semua sektor industri memahami bahwa nol emisi tidak berarti tanpa biaya. Karena itu, baik pemerintah maupun industri memiliki peranan penting untuk mempromosikan perlunya menerapkan teknologi hemat energi yang dapat mempercepat pengembalian investasi sambil mengurangi emisi CO2.

“Singkatnya, efisiensi energi baik untuk bisnis dan lingkungan,” kata Mehta.

Laporan ABB Global Survey juga mencatat, 23 persen responden menyatakan sebagian besar biaya operasional perusahaan berasal dari konsumsi energi, dan sembilan dari sepuluh responden menunjukkkan kenaikan biaya energi merupakan ancaman kecil terhadap profitabilitas perusahaan, sementara lebih dari setengahnya (53 persen) mengganggap hal tersebut sebagai ancaman sedang atau substansial.

“Meskipun faktor biaya merupakan salah satu penghalang utama untuk melakukan investasi efisiesni energi, sebaliknya penghematan biaya merupkan pendorong utama untuk berinvestasi (59 persen),” ucap dia.

Baca juga: Nasib Nakes Honorer Puskesmas, Gaji di Bawah UMR hingga Bekerja Sukarela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com