Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Menuju Equilibrium Pemasaran Tradisional dan Digital Saat Pandemi

Kompas.com - 24/05/2022, 14:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari sisi ‘strategi pemasaran’, diwajibkannya pekerja kantoran dan ASN untuk kembali work from office merupakan sinyal kuat bahwa akan terjadi kenaikan arus lalu lintas dan pengguna jasa angkutan umum.

Hal ini berkaitan erat dengan strategi pebisnis di mana pebisnis mungkin perlu mengalokasikan investasi beriklan pada radio, billboard, ataupun pada jasa angkutan umum termasuk di stasiun, bandara, LED di perkantoran, apartemen dan rumah sakit, hingga stiker pada tubuh mobil taksi online.

Di saat bersamaan, pebisnis dapat menggiring konsumen dari komunikasi yang telah diiklankan melalui saluran pemasaran tradisional tersebut untuk melakukan pembelian pada platform digital dengan disertai promo ekslusif sehingga dapat bersaing dengan produk dalam kategori sejenis.

Selain itu, semakin beragamnya perhelatan event yang dilakukan secara offline, aktivitas marketing melalui pop up booth juga dapat menjadi wadah yang menarik untuk beriklan.

Memanfaatkan perilaku konsumen yang sudah terbiasa dengan platform digital pebisnis dapat mengundang konsumen datang secara online.

Melihat kembali apa yang terjadi di awal pandemi ketika berbagai pembatasan sosial di galakkan, solusi untuk berbelanja dan beriklan yang besar secara digital tampak menjadi jawaban jangka panjang.

Namun, akankah nantinya timbul keseimbangan untuk beriklan secara tradisional dan digital, menimbang adanya dorongan kuat untuk memulai geliat aktifitas masyarakat di luar rumah.

Menyikapi dinamika yang terjadi saat ini, beriklan melalui saluran pemasaran tradisional dan digital tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Menyesuaikan strategi beriklan baik secara offline maupun online perlu dilakukan secara matang.

Pebisnis tidak hanya perlu untuk memikirkan demografi dan perilaku target konsumen, tapi juga perlu memperhitungkan jenis produk atau layanan yang dipasarkan sehingga dapat menjangkau konsumen lebih efektif dan efisien.

*Aisyah Zakiyyah, B.Eng, M.I.C.
Bussiness Director Ads Media Mix & Founder https://muda.incomso.com/
Pengurus Mata Garuda Banten ; Ikatan Penerima Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com