Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Menuju Equilibrium Pemasaran Tradisional dan Digital Saat Pandemi

Kompas.com - 24/05/2022, 14:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Aisyah Zakkiyah*

BERBAGAI pembatasan sosial yang terjadi selama dua tahun terakhir tidak hanya membuat masyarakat terbiasa dengan kegiatan belajar atau bekerja dari rumah, tapi juga menciptakan pola hidup yang bahkan tidak perlu keluar dari pintu kamar.

Salah satunya adalah kebiasaan berbelanja secara online.

Berdasarkan survei kolaborasi Katadata Insight Center (KIC) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2021, hanya 6 persen menyatakan tidak pernah berbelanja online (responden dari 34 provinsi).

Pada semester pertama di tahun yang sama, hasil survei Jakpat menyatakan sebanyak 75 persen responden yang tersebar di seluruh Indonesia menyatakan preferensi berbelanja dengan menggunakan metode daring dengan pertimbangan menghindari risiko penyebaran virus Covid-19.

Setelah dua tahun, momentum hari raya dan mudik 2022 bisa dikatakan titik awal mulai bergeraknya aktivitas offline masyarakat secara lebih massal.

Bukan lagi dengan video call, silaturrahmi langsung dilakukan secara langsung bersama sanak saudara.

Beberapa saat menjelang hari raya pun terasa seperti tahun-tahun sebelum pandemi di mana masyarakat ramai berbelanja baju Lebaran dan kebutuhan makanan di pusat perbelanjaan, pasar dan supermarket.

Hal ini juga berpengaruh pada aktivitas marketing mulai dari produk retail seperti minuman dalam kemasan hingga produk busana.

Di Jakarta saja, selama Ramadhan dan menjelang Lebaran telah diadakan tiga perhelatan acara fashion secara offline, yaitu Indonesia Fashion Week, Muslim Fashion Festival, dan juga Ecoprint Fashion Week.

Dalam dunia otomotif, tahun ini pun Indonesia International Motor Show telah dilaksanakan secara offline.

Tentunya brand dan industri retail juga banyak yang telah semakin masif beriklan langsung pada pasar, toko atau supermarket.

Lalu apakah metode periklanan dan penjualan secara online akan sedikit demi sedikit tergerus?

Menariknya, pergeseran metode beriklan dari digital ke tradisional marketing telah terlihat di sejumlah perusahaan B2C di Amerika Serikat.

Mereka memprediksi adanya perubahan alokasi dana periklanan yang akan justru ditingkatkan untuk saluran pemasaran tradisional seperti TV, radio, OOH, aktivitas offline serta media cetak.

Perubahan alokasi tersebut cukup besar di mana perusahaan penyedia layanan memprediksi peningkatan +10.2 persen dan dan penyedia produk memprediksi +4.9 persen pada 2022.

Beberapa faktor penyebab utama adalah fenomena konsumen yang telah ‘mati rasa’ dengan iklan digital akibat terlalu tingginya kegiatan yang dilakukan secara daring ataupun karena akan berkurangnya cookie pelacakan pada Apple dan Chrome yang diperuntukan untuk menargetkan iklan (HBR, 2022).

Di Indonesia, kebiasaan berbelanja secara daring tidak juga akan hilang begitu saja karena sebelum pandemi aktivitas belanja secara online telah mengalami pertumbuhan yang pesat.

Sejak sebelum pandemi, platform belanja online telah berinvestasi untuk menumbuhkan kebutuhan belanja dengan platform digital melalui berbagai kampanye seperti promo besar di mega days pada tanggal-tanggal cantik seperti 11.11 dan 12.12.

Memang tidak dipungkiri bahwa pertumbuhan tersebut semakin cepat selama pandemi di mana konsumen digital bertambah hingga 21 juta orang (Survei Sensum Internal Survey, 2021).

Namun, hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa 73 persen konsumen akan tetap bebelanja secara offline dan online.

Dilihat dari sudut ‘aktivitas berbelanja’ itu sendiri, fenomena ini menguntungkan kedua belah pihak, baik konsumen maupun pebisnis.

Bagi konsumen, dibukanya kembali pusat perbelanjaan offline memberikan kepuasan berbelanja lebih dengan merasakan produk secara langsung, terutama produk yang dapat langsung diaplikasikan pada tubuh.

Tentu tidak sedikit konsumen yang ingin mencoba sebelum membeli seperti mengukur baju dan sepatu, mencoba perawatan wajah dan tubuh, hingga mencium aroma parfum.

Untuk konsumen yang akan membeli gadget ataupun barang otomotif, banyak yang merasa lebih aman setelah melihat langsung.

Bagi pebisnis, terutama yang berjualan produknya di toko namun berada di lokasi yang sulit di akses, mereka juga diuntungkan dengan dapat mengiklankan produk mereka melalui platform digital.

Selain bisa membuat produk semakin dikenal, mereka dapat menarik calon konsumen untuk datang ke toko.

Pebisnis yang beriklan melalui platform digital juga bisa menyesuaikan penyetelan target iklan yang akan mereka sebarkan kepada calon konsumen dengan segmentasi yang lebih spesifik, seperti rentang usia, jenis kelamin dan juga preferensi kesukaan target konsumen mereka.

Melalui platform belanja online juga, calon konsumen yang ingin melakukan riset harga, melihat ulasan pembeli atau mengetahui spesifikasi produk sebelum membeli.

Bahkan, mekanisme pembayaran untuk aktifitas belanja online kini dapat dilakukan dengan cicilan atau yang kerap disebut pay later sehingga memudahkan konsumen untuk segera membeli produk yang diinginkannya.

Dari sisi ‘strategi pemasaran’, diwajibkannya pekerja kantoran dan ASN untuk kembali work from office merupakan sinyal kuat bahwa akan terjadi kenaikan arus lalu lintas dan pengguna jasa angkutan umum.

Hal ini berkaitan erat dengan strategi pebisnis di mana pebisnis mungkin perlu mengalokasikan investasi beriklan pada radio, billboard, ataupun pada jasa angkutan umum termasuk di stasiun, bandara, LED di perkantoran, apartemen dan rumah sakit, hingga stiker pada tubuh mobil taksi online.

Di saat bersamaan, pebisnis dapat menggiring konsumen dari komunikasi yang telah diiklankan melalui saluran pemasaran tradisional tersebut untuk melakukan pembelian pada platform digital dengan disertai promo ekslusif sehingga dapat bersaing dengan produk dalam kategori sejenis.

Selain itu, semakin beragamnya perhelatan event yang dilakukan secara offline, aktivitas marketing melalui pop up booth juga dapat menjadi wadah yang menarik untuk beriklan.

Memanfaatkan perilaku konsumen yang sudah terbiasa dengan platform digital pebisnis dapat mengundang konsumen datang secara online.

Melihat kembali apa yang terjadi di awal pandemi ketika berbagai pembatasan sosial di galakkan, solusi untuk berbelanja dan beriklan yang besar secara digital tampak menjadi jawaban jangka panjang.

Namun, akankah nantinya timbul keseimbangan untuk beriklan secara tradisional dan digital, menimbang adanya dorongan kuat untuk memulai geliat aktifitas masyarakat di luar rumah.

Menyikapi dinamika yang terjadi saat ini, beriklan melalui saluran pemasaran tradisional dan digital tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Menyesuaikan strategi beriklan baik secara offline maupun online perlu dilakukan secara matang.

Pebisnis tidak hanya perlu untuk memikirkan demografi dan perilaku target konsumen, tapi juga perlu memperhitungkan jenis produk atau layanan yang dipasarkan sehingga dapat menjangkau konsumen lebih efektif dan efisien.

*Aisyah Zakiyyah, B.Eng, M.I.C.
Bussiness Director Ads Media Mix & Founder https://muda.incomso.com/
Pengurus Mata Garuda Banten ; Ikatan Penerima Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com