Oleh: Meike Kurniawati*
SIAPA Adam Smith? Adam Smith seorang filsuf Skotlandia, yang oleh para ekonom digelari “Bapak Ekonomi Modern”.
Bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nation” pada tahun 1776, adalah buku pertama yang berisi perumusan tentang ekonomi Liberal yang bertujuan membawa kemakmuran penuh bagi individu dan masyarakat.
Salah satu ungkapan yang terkenal dalam buku itu adalah: “Bukan karena kebaikan hati tukang daging, tukang minuman, atau tukang roti kita bisa mendapatkan makan malam kita, melainkan karena mereka memikirkan kepentingan-diri mereka sendiri.”
Melalui ungkapan itu, Smith ingin mengatakan bahwa kepentingan dirilah yang menggerakkan manusia.
Tukang daging, tukang roti, tukang minuman bekerja agar pelanggannya puas, sehingga mereka mendapat uang. Bukan untuk berbuat baik. Manusia pada dasarnya adalah makhluk ekonomi.
Siapa yang Memasak Makan Malam Adam Smith? sebenarnya adalah terjemahan judul buku karangan Katrine Marça, seorang penulis, jurnalis asal Swedia. Kisah tentang Perempuan dan Ilmu Ekonomi.
Bagi Katrine Marça, kutipan itu sungguh ironis karena keluar dari Adam Smith yang sepanjang hayatnya hidup, dirawat, dan disiapkan makanan oleh Ibunya.
Sederhananya Katrine Marça menyindir Adam Smith karena dianggap melupakan peran “Ibu”, sebuah kiasan tentang melupakan peran perempuan dalam perekonomian.
Terlepas dari cerita mengenai Adam Smith dan sindiran Katrine Marça, sebenarnya bagaimana kontribusi perempuan dalam perekonomian nasional?
Kontribusi perempuan dalam perekonomian keluarga sudah banyak dibahas. Bagaimana dengan peran perempuan dalam perekonomian nasional?
Di Indonesia, seperti yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2021, peranan perempuan dalam perekonomian semakin hari makin signifikan.
Pada sektor UMKM, peranan perempuan sebesar 53,76 persen pelaku usahanya adalah perempuan dan 97 persen pekerjanya pun perempuan.
Kontribusi UMKM dalam perekonomian nasional ialah 61 persen. Pada bidang investasi, kontribusi perempuan adalah sebesar 60 persen.
Pada level internasional, McKinsey menyatakan apabila perempuan dapat berkontribusi dalam perekonomian, maka perekonomian global akan mendapatkan manfaat sebesar 12 triliun dollar AS pada tahun 2025 dan nilai tambah hingga 4,5 triliun dollar AS di kawasan Asia Pasifik.