Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Target Produksi, PT Timah Tambah 6 Kapal

Kompas.com - 25/05/2022, 19:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Timah Tbk (TINS) menambah jumlah armadanya sebanyak 6 buah kapal untuk mengejar target produksi hingga akhir tahun. Hal ini seiring dengan menurunnya produksi pada kuartal I-2022.

Produksi bijih timah pada kuartal I-2022 tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 5.037 ton. Timah sendiri menargetkan produksinya bisa mencapai 35.000 ton di 2022.

Direktur Utama Timah Achmad Ardianto mengatakan, penurunan produksi terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya pada akhir 2021 beberapa kapal Timah sedang dilakukan perawatan sehingga tidak bisa langsung beroperasi di awal 2022.

Baca juga: Siap-siap, PT Timah Bakal Tebar Dividen Rp 455 Miliar

Di sisi lain, penambangan di darat juga sudah mulai sulit sehingga produksinya berkurang. Oleh sebab itu, Timah akan lebih memfokuskan produksinya dari penambangan di laut, sehingga dilakukan penambahan kapal.

"Dari sisi cadangan, itu semakin lama komposisinya semakin banyak di laut, sehingga penguatan armada di laut menjadi kunci, itu yang sedang kita lakukan dengan penambahan kapal-kapal isap," ujarnya dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (25/5/2022).

Ia menjelaskan, penambahan 6 kapal isap itu memakan biaya Rp 60 miliar per kapal yang dibiayai melalui alokasi dana dalam belanja modal (capex). Adapun total belanja modal yang dialokasikan Timah pada tahun ini berkisar Rp 1,8 triliun-Rp 2 triliun.

Adanya penambahan kapal tersebut, maka kini total kapal isap yang dimiliki Timah sebanyak 50 buah kapal dengan rata-rata kapasitas 30 ton per bulan.

Dia menambahkan, selain kapal isap, penambangan juga dilakukan dengan kapal keruk. Saat ini perseroan memiliki 3 kapal keruk dengan rata-rata kapasitas 100 ton per bulan.

"Soal kapasitas ini memang tergantung juga pada ketebalan lapisan timah dan kedalamannya. Jadi produktivitasnnya tidak bisa diperkirakan seperti memproduksi baju di pabrik, karena kalau timah ini ada faktor-faktor lainnya," jelas Achmad.

Ia menekankan, dengan adanya penambahan armada penambangan di laut maka diyakini produksi Timah akan meningkat, sehingga bisa mengejar target produksi tahun ini yang sebesar 35.000 ton.

"Implikasinya, produksinya akan meningkat dengan adanya penambahan armada ini," kata dia.

"Jadi ini kami kejar target produksinya, karena kapasitas terpasang kami sebenarnya sudah 5.000 ton sebulan, maka itu bisa seharusnya," tambah Achmad. 

Baca juga: Laba Bersih PT Timah Melesat Menjadi Rp 601 Miliar Sepanjang Kuartal I-2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com