Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix Bakal Pasang Iklan, Apa Pengaruhnya pada Jumlah Pelanggan?

Kompas.com - 26/05/2022, 13:00 WIB
Siti Maghfirah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Platform video on-demand (VoD) Netflix, berencana untuk memasang iklan di layanannya, demi meningkatkan pendapatan perusahaan serta menambah jumlah pelanggan. Hal ini dilakukan setelah melihat keberhasilan pesaingnya, seperti HBO Max dan Disney+ yang telah lebih dulu memasang iklan dalam layanannya.

“Dengan adanya iklan, memberikan opsi bagi pelanggan yang ingin membayar lebih murah. Jadi setiap pelanggan bisa memilih sesuai dengan seleranya masing-masing,” ujar CEO Netflix Reed Hastings.

Awalnya rencana untuk memperkenalkan paket berlangganan dengan iklan dengan harga lebih murah akan dilakukan dalam dua tahun ke depan. Namun, Netflix kini telah mengubah rencananya dan mematok target peluncuran lebih awal.

Perusahaan telah mengumumkan kepada karyawan bahwa Netflix akan memperkenalkan paket berlangganan murah dengan iklan ini dalam tiga bulan terakhir di tahun 2022.

Baca juga: Wall Street Ditutup Mayoritas Merah, Saham Netflix Anjlok 35 Persen

"Netflix telah memberitahu karyawan bahwa iklan mungkin datang pada akhir 2022," menurut sumber perusahaan, dikutip dari Business Insider pada Kamis (12/5/2022).

Lalu, apa pengaruh pemasangan iklan di layanan Netflix dengan paket yang lebih murah ini? Apakah efektif untuk meningkatkan jumlah pelanggan?

Menurut Country Manager The Trade Desk Indonesia, Florencia Eka, jumlah penonton over-the top atau OTT yang didukung iklan telah meningkat pesat seiring dengan tingginya minat orang Indonesia terhadap konten ­on-demand. Berdasarkan studi The Future of TV Indonesia dari The Trade Desk, Indonesia merupakan negara yang paling toleran terhadap iklan di Asia Tenggara.

Data menunjukkan bahwa 96 persen penonton OTT bersedia untuk menonton dua iklan atau lebih setiap jamnya demi mendapatkan konten gratis. Bahkan, 42 persen di antaranya, bersedia menonton empat iklan atau lebih setiap jamnya demi mendapatkan konten gratis.

Hal ini membuat pengiklan dapat menjangkau lebih dari 50 juta konsumen di seluruh Indonesia dengan beriklan di OTT. Sehingga, terdapat peningkatan sebesar 25 persen dalam jumlah penonton OTT yang didukung iklan dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Warner Bros Merger dengan Discovery, Siap Saingi Netflix dan Disney

"Bagi kawasan yang memiliki konsumen yang sensitif terhadap harga seperti di Indonesia dan Asia Tenggara adalah, sebagian besar platform OTT yang dapat bertahan lama adalah platform yang menyediakan pilihan. Pilihannya adalah antara menonton iklan untuk mengakses konten atau membayar untuk tidak menonton iklan,” jelas Florencia dalam keterangannya pada Kompas.com, Kamis (26/5/2022).

Fakta bahwa konsumen rela untuk menonton iklan demi menyaksikan konten secara gratis, memperjelas batasan berapa biaya yang rela mereka keluarkan. Apalagi layanan-layanan dan aplikasi terus berkompetisi dalam biaya langganan.

Keputusan Netflix untuk segera memasang iklan, merupakan bukti bahwa konten gratis atau murah akan terus lebih menarik bagi para penonton di seluruh dunia.

Selain itu, karakteristik penonton Indonesia juga menjadi faktor kuat keberhasilan layanan streaming apabila memasang iklan. Karena, secara demografis, Indonesia didominasi oleh generasi muda dan generasi ini tumbuh dengan konten gratis di internet melalui dukungan iklan.

Baca juga: Cara Bayar Netflix Pakai Dana dan Gopay Serta Harga Paketnya per Bulan

Data menunjukkan bahwa 51 persen dari penonton OTT di Indonesia berasal dari Gen Z dan Millennial muda dengan rentang usia 16-34 tahun. Golongan ini pengguna yang sangat sering mengakses OTT dan mengonsumsi lebih dari 4 jam konten di OTT.

Sehingga, kelompok usia ini adalah kelompok yang paling menarik bagi pengiklan karena mereka sedang mencari brand yang paling relevan dengan mereka dalam jangka panjang, dan biasanya mereka adalah trendsetter bagi semua kelompok usia.

Apabila rencana pemasangan iklan ini segera diterapkan, Netflix dapat bermitra dengan teknologi periklanan seperti The Trade Desk. Platform ini dapat membantu brand untuk beriklan secara programatik ke target audiens mereka di berbagai platform OTT, termasuk layanan yang ada di internet, seperti aplikasi mobile, gaming, layanan streaming musik, situs web, dan lain-lain.

“Dengan semakin banyak layanan yang didukung dengan iklan, kita akan melihat perubahan dalam lima tahun ke depan. Di mana, akan lebih banyak brand yang tertarik untuk meluncurkan kampanye di platform konten premium dibandingkan platform Konten Buatan Pengguna (User Generated Content) seperti YouTube dan media sosial,” ujar Florencia.

Baca juga: Saham dan Jumlah Pelanggan Anjlok, Netflix Bakal Pasang Iklan untuk Kerek Pendapatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com