Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Kinerja Intermediasi Lembaga Keuangan Terus Meningkat

Kompas.com - 26/05/2022, 13:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan meningkatnya kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan.

Deputi Komisioner Humas dan Logistik Anto Prabowo menerangakan, data OJK per April menunjukkan kredit perbankan tumbuh sebesar 9,10 persen year in year (yoy) atau 3,69 persen year to date (ytd) meningkat signifikan dari bulan Maret yang tumbuh 6,67 persen yoy.

Secara sektoral, Anto menyebut kredit sektor pertambangan dan manufaktur mencatatkan kenaikan terbesar secara bulanan masing-masing sebesar Rp 21,5 triliun dan Rp 20,8 triliun.

"Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 10,11 persen yoy atau 0,08 persen ytd," kata Anto dalam siaran pers, Rabu (25/5/2022).

Baca juga: Temui OJK, Nasabah AJB Bumiputera 1912 Minta Kejelasan Status Anggota

Dari industri asuransi ia menjelaskan, penghimpunan premi asuransi pada April 2022 tercatat sebesar Rp 21,8 triliun.

Adapun, asuransi jiwa mengumpulkan premi sebesar Rp 8,6 triliun. Sedangkan, asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 13,2 triliun.

Lebih lanjut, Anto menyampaikan, fintech P2P lending pada April 2022 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 38,68 triliun atau tumbuh sebesar 87,7 persen yoy.

"Piutang perusahaan pembiayaan pada April 2022 tumbuh sebesar 4,51 persen yoy," imbuh dia.

Baca juga: Daftar 86 Fintech IKD dengan Status Tercatat di OJK Per Mei 2022

Di pasar modal hingga 24 Mei 2022, Anto menjabarkan jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten mencapai 79 dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp 100,1 triliun.

Berdasarkan keterangan Anto, dari jumlah penawaran umum tersebut sebanyak 23 di antaranya dilakukan oleh emiten baru.

Adapun, dalam pipeline saat ini terdapat 105 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 68,67 triliun.

Anto mengungkapkan, peningkatan kinerja intermediasi tersebut terjadi di tengah perekonomian global yang masih menghadapi tekanan inflasi yang persisten tinggi.

Hal ini, ia bilang telah mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh mayoritas bank sentral dunia.

"Ke depan, OJK akan terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan khususnya dalam mengantisipasi risiko tekanan inflasi global dan pengetatan kebijakan bank sentral dunia," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com