Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup Menguat, Harga Saham–saham Retail Melonjak

Kompas.com - 27/05/2022, 06:37 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup hijau pada perdagangan Kamis (26/5/2022) waktu setempat. Kenaikan harga saham di bursa AS, terjadi karena aksi jual memasuki titik jenuh dan investor mulai mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan harga saham beberapa pekan lalu.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 1,6 persen menjadi 32.637,18. Kemudian, S&P 500 naik hampir 2 persen atau 79,1 poin, disusul oleh Nasdaq Komposit pada level 11.740,65 atau menguat 305,9 poin (2,6 persen).

Quincy Krosby, kepala strategi ekuitas untuk LPL Financial mengatakan, pasar tampaknya telah mendapatkan kembali posisinya pada pekan ini. Hal ini karena investor juga telah melihat puncak inflasi, dan mulai mencari peluang dari penurunan nilai sebelumnya.

“Kenaikan ini adalah hal yang diharapkan pasar di tengah potensi reli di saat 'oversold'. Pasar hari ini naik lebih tinggi, dan kekhawatiran akan resesi yang muncul pekan lalu, berlebihan,” kata Quincy Krosby, kepala strategi ekuitas untuk LPL Financial, dikutip dari CNBC.

Baca juga: Pasar Respons Positif Pidato Jerome Powell, Bursa Saham AS Ditutup Menguat

Di sisi lain, ia menilai pertumbuhan ekonomi AS melambat, dan The Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga selanjutnya. Namun, munculnya kabar bahwa banyak konsumen yang mengerem pembelian kebutuhan, itu merupakan hal yang dilebih – lebihkan.

"Yang pasti, rilis data minggu ini menunjukkan ekonomi melambat, dan The Fed tampaknya siap untuk menaikkan suku pada 50 poin dasar selama dua bulan ke depan. Soal penurunan daya beli, nyatanya estimasi sementara menunjukkan hal yang sebaliknya,” jelas dia.

Di sisi lain, beberapa analis tidak percaya adanya reli karena Wall Street dalam tren penurunan yang terjadi terus menerus sejak awal tahun. Zachary Hill, kepala strategi portofolio di Horizon Investments mengatakan, terlalu dini untuk mengalihkan fokus dari inflasi ke pertumbuhan.

"Kami melihat reli minggu ini di pasar ekuitas sebagai pergerakan teknis dan bukan perubahan tren secara keseluruhan. Kondisi keuangan yang ketat menekan permintaan yang menjadi alasan The Fed untuk mendinginkan inflasi. Reli seperti yang kita lihat di pasar ekuitas minggu ini, terjadi setelah hampir dua bulan penurunan tanpa henti, dan itu kemungkinan akan berumur pendek,” ujar Hill.

Baca juga: “Sinyal” The Fed Naikkan Suku Bunga Lagi, Wall Street Berakhir Menguat

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com