Anantha Nageswaran selaku co-chair dari India mengatakan, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk melaksanakan strategi tersebut antara lain adalah membaiknya situasi pandemi, pemulihan ekonomi, produktivitas yang mulai meningkat, adanya kenaikan pendapatan, dan perbaikan kondisi pasar tenaga kerja.
“Terkait dengan isu scarring effect, perlu digarisbawahi, di antara berbagai dampak pandemi, yang paling memprihatinkan adalah scarring effect pada aspek pendidikan dan kualitas sumber daya manusia,” ujar Nageswaran.
Hasil pertemuan 2nd FWG akan menjadi salah satu bahan masukan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ketiga (3rd FMCBG) yang akan diselenggarakan pada bulan Juli mendatang.
“Ke depan, FWG akan terus melakukan monitoring terhadap situasi perekonomian global serta berbagai risikonya. FWG juga akan mendorong diskusi dan sinergi antar negara anggota G20 untuk mengatasi berbagai tantangan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif,” tambah Rahayu.
Pertemuan ini dilakukan dalam format hybrid dan dihadiri oleh seluruh anggota G20, negara undangan (invitees), serta organisasi internasional, seperti International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), World Trade Organization (WTO), World Bank, dan Bank for International Settlement (BIS).
Dalam pertemuan tersebut, juga hadir beberapa pembicara eksternal dari kalangan akademisi dan pelaku pasar yang turut memberikan beragam perspektif atas isu yang menjadi focus pembahasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.