Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Biang Kerok Naiknya Harga Komoditas Pangan Indonesia

Kompas.com - 30/05/2022, 19:09 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga penelitan Indonesia, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) membeberkan penyebab naiknya harga komoditas pangan di Tanah Air.

Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Adinova Fauri mengatakan, faktor pemicunya diantaranya karena adanya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sehingga memberi tekanan pada harga komoditas.

"Sebenarnya ada kemiripan antara efek dari krisis Covid-19 dengan krisis sebelumnya. Namun yang membedakan adalah rebound harga komoditas pada krisis Covid ini lebih cepat," ujarnya dalam CSIS Media Briefing secara virtual, Senin (30/5/2022).

Baca juga: Harga Pangan Hari Ini, Cabai dan Telur Ayam Terpantau Naik

Faktor berikutnya adalah adanya konflik Rusia-Ukraina yang mengakibatkan terhambatnya produksi dan pengiriman lintas batas sehingga menambah beban harga komoditas pangan.

Adinova menilai, karena tren harga komoditas pangan yang meningkat kemudian diikuti adanya konflik dua negara tersebut, banyak negara yang kekurangan pasokan komoditas di mana seharusnya mendapat pasokan dari dua negara yang tengah berkonflik itu. Sehingga mau tidak mau pemerintah di luar negara tersebut mengambil jalan restriksi ekspor komoditas yang gunanya untuk menjaga pasokan domestik.

"Seperti India melarang ekspor gandum, itu karena untuk menjaga kebutuhan negaranya, termasuk juga Indonesia melarang ekspor CPO karena untuk pemenuhan dalam negeri," katanya.

Baca juga: Harga Cabai Naik, Rawit Merah Capai Rp 83.333 Per Kg

Lalu faktor yang ketiga adalah efek dari perubahan iklim. Adinova menjelaskan, perubahan iklim menambah tekanan pada supply agrikultur secara global.

Ia menilai cuaca ekstrim bisa menurunkan yield atau imbal hasil dari komoditas sehingga produksi tidak bisa memenuhi permintaan.

Oleh karena itu, terdapat beberapa rekomendasi kebijakan yang diutarakan Adinova. Pertama, pemerintah perlu memprioritaskan social protection atau bukan penetapan harga.

Menurutnya, hal ini untuk melindungi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dari lonjakan harga komoditas pangan yang terjadi.

"Kemudian dari sisi supply, perlu memastikan ketersediaan pasokan komoditas. Menurut saya impor bisa jadi alternatif," pungkasnya.

Baca juga: Kala Jokowi Bandingkan Harga BBM dan Beras di Indonesia dengan Negara Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com