Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pola Transit di Stasiun Manggarai dan Rute KRL Jabodetabek Perlu Diubah?

Kompas.com - 31/05/2022, 05:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengungkapkan pola transit di Stasiun Manggarai dan rute KRL Jabodetabek memang perlu diubah. Hal ini seiring dengan rencana pembangunan Stasiun Manggarai ke depan.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, nantinya stasiun yang akan dijadikan stasiun sentral ini akan dibangun menjadi 18 peron.

Dengan banyaknya jumlah peron tersebut membuat pola transit di Stasiun Manggarai tidak memungkinkan jika tetap menggunakan cara manual, yaitu menyebrangi rel.

Pasalnya, dapat menghambat laju kereta yang melintas dan mengancam keselamatan penumpang.

Oleh karenanya, pola transit di stasiun ini diubah menjadi pola vertikal di mana penumpang KRL bila ingin transit hanya perlu naik atau turun peron saja.

Baca juga: Mulai 28 Mei, Transit di Stasiun Manggarai Tak Perlu Menyeberang Rel

Untuk memudahkan mobilitas saat transit penumpang, telah disiapkan sejumlah tangga, eskalator, dan lift karena stasiun akan dibangun menjadi tiga lantai.

"Kami terus melakukan edukasi agar masyarakat paham bahwa pola transit ini adalah untuk keselamatan kita bersama karena Stasiun Manggarai ini akan dibangun menjadi 18 peron," ujarnya kepada wartawan di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Saat ini progres pembangunan Stasiun Manggarai sudah mencapai 60 persen dan sedang dilakukan pengerjaan switch over kelima (SO 5) sejak Sabtu (28/5/2022).

Baca juga: Ini Rute KRL Alternatif untuk Menghindari Kepadatan di Stasiun Manggarai

SO5

SO 5 ini merupakan bagian dari perencanaan proyek Double-Double Track (DDT) yang memisahkan jalur Line Bogor, Line Bekasi, kereta bandara, kereta jarak jauh, dan pengaktifan jalur layang.

Oleh karenanya, rute KRL Jabodetabek pun turut diubah di mana kini penumpang KRL Bogor yang ingin turun di Stasiun Sudirman, Tanah Abang, Duri Kampung Bandan, hingga Jatinegara harus transit di Stasiun Manggarai.

Begitupun dengan penumpang KRL Cikarang/Bekasi yang akan ke Jakarta Kota harus transit di Stasiun Manggarai untuk berganti kereta tujuan Bogor-Jakarta Kota.

Baca juga: Rute KRL Terbaru 2022, Download Peta dan Jadwal Lengkapnya di Sini

Penumpang transit di Stasiun Manggarai

Pembangunan DDT ini untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan para pengguna saat berpindah kereta seiring terus bertambahnya perjalanan kereta yang melintas Stasiun Manggarai dan terus bertambahnya volume pengguna.

Pasalnya, rata-rata volume penumpang transit di Stasiun Manggarai mencapai 20.000-200.000 orang per hari.

Jumlah tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan volume penumpang yang masuk dari Stasiun Manggarai, yaitu di bawah 5.000 orang.

"Ini untuk menyelamatkan perjalanan kereta dan juga penumpang," kata Anne.

 

Stasiun Manggarai, stasiun tersibuk di Indonesia

Sebagai informasi, Stasiun Manggarai selama ini dikenal sebagai stasiun tersibuk di Indonesia karena melayani sekitar 1.054 perjalanan.

Stasiun yang memiliki luas area 2,47 hektare ini diresmikan pada 1 Mei 1918. Sejak saat itu jumlah penumpang di stasiun Manggarai terus bertambah sehingga pemerintah melihat urgensi perubahan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral.

Hal ini terlihat dari jumlah rel di Stasiun Manggarai yang mulanya hanya 9 buah, kini bertambah menjadi 13 buah di mana salah satunya merupakan lintasan layang.

Pasca SO 5 nanti, Jalur 1 dan Jalur 2 Stasiun Manggarai hanya akan melayani Kereta Api Jarak Jauh, dan Jalur 3 akan dinonaktifkan.

Sementara, untuk KRL Commuterline lintas Bekasi/Cikarang Line akan dilayani di Jalur 6 dan Jalur 7 Stasiun Manggarai. Lintas Bogor Line akan dilayani di Jalur 10, Jalur 11, Jalur 12, dan Jalur 13.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com