Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergerakan Saham Bergejolak, Wall Street Berakhir Merah

Kompas.com - 02/06/2022, 06:50 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup merah pada perdagangan Rabu (1/6/2022). Selama jam perdagangan, saham–saham yang diperdagangkan bergerak sangat volatile.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 176,89 poin, atau 0,5 persen, menjadi 32.813,23. Kemudian, S&P 500 juga melemah sekitar 0,8 persen menjadi 4.101,23, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,7 persen menjadi 11.994,46.

“Kami melihat volatilitas untuk paruh pertama Juni, belum ada sentimen yang bisa mendorong penguatan,” kata kepala strategi investasi SoFi Liz Young, mengutip CNBC.

Baca juga: Supaya Tepat Sasaran, Pembelian Pertalite dan Solar Bakal Pakai MyPertamina

Saham–saham perbankan berkinerja buruk sepanjang perdagangan dengan penurunan Goldman Sachs dan JPMorgan Chase masing-masing lebih dari 1 persen. Walmart turun lebih dari 2 persen, dan perusahaan manufaktur seperti Albemarle ambles 7,8 persen, dan Mosaic terjun 6,1 persen.

Selain itu, perusahaan yang bergerak pada sektor transportasi seperti Norwegian Cruise Line dan United Airlines juga masing-masing terkoreksi sekitar 4,5 persen. Namun demikian, di sisi positifnya, Salesforce melonjak sekitar 9,9 persen setelah hasil kuartal pertama perusahaan melampaui ekspektasi.

CEO JPMorgan Jamie Dimon mengatakan, ekonomi saat ini tengah dalam tekanan. Menurut dia, hal yang dikhawatirkan saat ini adalah aksi Federal Reserve yang memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga dan membalikkan langkah-langkah stimulatif yang diterapkan pada awal pandemi.

"Aksi The Fed, menandai dimulainya rencana untuk mengurangi neraca keuangannya, yang membengkak menjadi hampir 9 triliun dollar AS selama pandemi Covid. Kami akan sangat konservatif dengan neraca kami,” kata Dimon.

Baca juga: Per April 2022, Restrukturisasi Kredit Perbankan Mencapai Rp 606,39 Triliun

Sebagai informasi, The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali tahun ini, salah satunya kenaikan sebesar 50 basis poin. Bank sentral juga telah mengisyaratkan akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.

Pada hari Rabu, Presiden Fed San Francisco Mary Daly juga mengungkapkan dukungannya kepada The Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif sampai inflasi mereda.

Kekhawatiran atas kebijakan moneter yang lebih ketat semakin menguat, setelah Institute for Supply Management mengatakan PMI manufakturnya berada di 56,1 untuk Mei, naik dari 55,4 bulan sebelumnya. Sementara itu, lowongan pekerjaan turun tajam untuk bulan April, namun tetap relatif tinggi secara historis.

Baca juga: [POPULER MONEY] Kapan Gaji ke-13 Cair? | Lowongan Kerja Astra Internasional | Pertalite Tak Naik, Negara Nombok Rp 520 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com