Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Beri Amunisi ke Ukraina Buat Lawan Putin, Nilainya Tembus Rp 10,15 Triliun

Kompas.com - 02/06/2022, 10:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mempersenjatai Ukraina untuk melawan Rusia dengan mengirim sistem peluncur roket canggih dan 1.000 rudal javelin.

Pengiriman senjata ini merupakan putaran baru bantuan militer untuk Ukraina dengan nilai mencapai 700 juta dollar AS atau setara dengan Rp 10,15 triliun (kurs Rp 14.500).

Markas besar Departemen Pertahanan AS, Pentagon mengatakan, pengiriman senjata ini adalah paket bantuan ke-11 yang telah dikirim AS ke Ukraina. Adapun bantuan pertama berasal dari 40 miliar dollar AS yang dialokasikan Kongres untuk Kyiv bulan lalu.

Baca juga: Kutuk Perang, Negara G20 Desak Rusia Hentikan Serangan ke Ukraina

“Saya telah memutuskan bahwa kami akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih, yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina,” kata Presiden AS, Joe Biden dikutip dari CNBC, Kamis (2/6/2022).

Joe Biden menuturkan, AS akan terus mengirim stinger antipesawat terbang, rudal, artileri kuat dan sistem roket presisi, radar, kendaraan udara tak berawak, helikopter Mi-17, serta amunisi.

Menurut Angkatan Darat AS, roket presisi yang ditembakkan dari sistem peluncuran HIMARS dapat menempuh jarak lebih dari 43 mil. Namun Biden menyatakan, AS tidak ingin Ukraina menembakkan roket-roket yang dikirim tersebut ke Rusia.

“Kami tidak mendorong Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya. Kami tidak ingin memperpanjang perang hanya untuk menimbulkan rasa sakit di Rusia,” ucap Joe Biden.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Merespons Rencana Biden Lepas 1 Juta Barrel Minyak Per Hari

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, Colin Kahl menyebut, AS memperoleh komitmen dari Ukraina untuk tak menyerang Rusia dengan persenjataan Negeri Paman Sam.

Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah membahas masalah ini. Pembahasan dilakukan karena pasokan senjata baru dapat meningkatkan konflik dengan Rusia.

Namun setelah pernyataan Joe Biden muncul di media-media AS, Kremlin menuduh AS sengaja sengaja menuangkan minyak ke api dengan menyuplai pasokan senjata ke Ukraina.

Adapun jenis senjata yang masuk dalam paket bantuan terbaru menurut Pentagon, yakni sebagai berikut:

  • 4 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, yang dikenal sebagai HIMARS, dan amunisi;
  • 5 radar kontra-artileri;
  • 2 radar pengawasan udara;
  • 1.000 Lembing dan 50 Unit Peluncuran Perintah;
  • 6.000 senjata antiarmor;
  • 15.000 peluru artileri 155 mm;
  • 4 helikopter Mi-17;
  • 15 kendaraan taktis;
  • Suku cadang dan peralatan.

Dengan bantuan baru, pemerintahan Joe Biden telah mengirim persenjataan sekitar 4,6 miliar dollar AS ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada akhir Februari.

Tercatat, lebih dari 7,3 miliar dollar AS bantuan keamanan telah diberikan ke Ukraina sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Semenanjung Krimea.

Baca juga: Biden Bakal Naikkan Tarif Pajak Penghasilan Crazy Rich Amerika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com