Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Diharap Jadi Motor Utama Pengembangan Panas Bumi di Indonesia

Kompas.com - 02/06/2022, 16:07 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan usaha milik negara (BUMN) diharapkan menjadi motor penggerak utama pengembangan panas bumi di Indonesia. 

Saat ini cadangan panas bumi Indonesia sebesar 23,7 GW yang merupakan cadangan panas bumi terbesar di dunia, sehingga pemanfaatannya harus dilakukan secara optimal di tengah transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT). 

Sedangkan berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di seluruh dunia mencapai 15.854 MW. Indonesia dengan kapasitas pembangkit sebesar 2.276 MW merupakan negara dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua setelah Amerika Serikat sebesar 3.722 MW. 

"Tentu keberadaan BUMN sangat kita harapkan bisa akselerasi lebih cepat pengembangan panas bumi ke depan," kata Harris, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, di Jakarta, Kamis (2/6/2022) melalui keterangannya. 

Baca juga: Pertamina Geothermal Bidik 5 Peluang Bisnis Energi Panas Bumi

Di Indonesia ada tiga BUMN yang mengembangkan panas bumi yaitu PT PLN (Persero) melalui PLN Gas dan Geothermal, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT Geo Dipa Energi.

Harris menilai PGE menjadi BUMN yang berperan paling besar dalam pengembangan panas bumi. “Peran PGE bisa sangat krusial guna mendukung pencapaian target pemerintah,” ujar Harris.

Baca juga: PGE Buka Peluang Kerja Sama Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Panas bumi jadi faktor kunci pencapaian net zero emission

PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi Utara.

Di wilayah tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW, yang terdiri atas 672 MW yang dioperasikan sendiri (own operation) oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract).

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

"Ke depan panas bumi memang menjadi salah satu faktor kunci penting dalam pencapaian net zero emission, tentu BUMN kita harapkan bisa mengambil peran besar di sana yang juga bisa menentukan target-target global," jelas Harris.

Baca juga: Ahok Sebut Pertamina Cari Mitra Strategis Kejar Pengembangan Energi Panas Bumi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com