Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

5 Strategi Utama ANJ untuk Mitigasi Dampak Perubahan Iklim

Kompas.com - 06/06/2022, 16:25 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Terkait upaya integrasi strategi bisnis dengan aspek ESG, ANJ disebut berhasil dalam menerapkan hal ini karena mampu meraih dua penghargaan pada “Penghargaan Emisi Korporasi 2021”.

Baca juga: 5 Penghasil Emisi Gas Karbon Dioksida yang Mendorong Pemanasan Global

Adapun penghargaan tersebut diselenggarakan oleh salah satu media di Indonesia, Majalah Investor dan Bumi Global Karbon pada akhir April 2022.

Pada kelompok emiten non-perbankan, ANJ juga mendapat predikat “Green Elite” untuk penurunan emisi korporasi dan predikat Platinum Plus terkait transparansi perhitungan emisi.

Selain itu, pencapaian ANJ lainnya dalam bidang lingkungan adalah pada akhir 2021. Dua anak perusahaan ANJ, yaitu PT SMM dan ANJA, berhasil meraih Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK).

Sebelum ANJ, belum pernah ada perusahaan kelapa sawit yang mendapatkan Proper Emas. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan melebihi dari yang dipersyaratkan (beyond compliance).

Baca juga: Penanaman Pohon di Perumahan Mitra BTN, Lawan Kejahatan Lingkungan

Komitmen ANJ lindungi hutan

Dalam menerapkan praktik kelapa sawit yang berkelanjutan, ANJ juga berkomitmen untuk menyelaraskan pembangunan kebun dengan kelestarian lingkungan hidup, terutama di kawasan hutan yang memiliki stok karbon tinggi (SKT) dan nilai konservasi tinggi (NKT).

Langkah ANJ dalam melindungi hutan beserta flora dan fauna di dalamnya adalah dengan melibatkan masyarakat untuk menjaganya.

Sampai 2021, ANJ telah menyisihkan total area seluas 60.985,27 hektar (ha) yang teridentifikasi mempunyai NKT untuk dijadikan sebagai area konservasi.

Area konservasi tersebut dikelola secara kolaboratif dengan pemerintah lokal, lembaga swadaya masyarakat (NGO), dan masyarakat sekitar.

Baca juga: Ratusan Ribu Hektar Lahan di Kepulauan Riau Jadi Kawasan Konservasi

Selain itu, ANJ juga membentuk tim konservasi secara nasional yang ditempatkan di masing-masing wilayah operasional perusahaan untuk mengelola area konservasi dan mengidentifikasi flora serta fauna.

Pada 2019, ANJ memperkenalkan program pengamatan flora dan fauna liar yang berada di dalam konsesi perusahaan.

Program tersebut diimplementasikan melalui pendekatan citizen science yang disebut Peduli Keanekaragaman Hayati (Pendaki) yang bertujuan untuk melakukan dokumentasi dan pemantauan keanekaragaman hayati di seluruh wilayah perusahaan.

Program Pendaki juga dapat dijadikan sebagai indikator kesadaran atas pentingnya nilai keanekaragaman hayati oleh karyawan dan masyarakat sekitar.

Baca juga: Contoh Keanekaragaman Hayati

Hingga 2021, telah terkumpul lebih dari 50.000 laporan pengamatan flora dan fauna liar dari seluruh citizen science yang merupakan karyawan ANJ, tamu yang datang ke perusahan, dan masyarakat sekitar.

Pada 2021, ANJ juga meluncurkan situs Pendaki di laman https://pendaki.anj-group.co.id/ dan menerbitkan ensiklopedia satwa liar di PT SMM, yang dapat diakses masyarakat.

Dengan inisiatif tersebut, ANJ berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat umum, mitra perusahaan, dan masyarakat sekitar tentang perlindungan dan pemantauan keanekaragaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com