Tidak apa-apa, dalam situasi ini, kelas aset penghasilan seperti reksa dana pendapatan tetap yang ada bagi hasil bulanan atau terproteksi yang ada bagi hasil tiga bulanan akan membuat anda memiliki penghasilan tambahan yang dapat dikonsumsi ataupaun digunakan untuk masuk ke reksa dana pendapatan tetap dan saham yang harganya sedang turun.
Bagaimana dengan komposisinya? Tidak ada aturan baku. Investor dapat mengatur sendiri bobotnya. Hanya saja saran saya, walaupun kecil, bobot di salah kelas aset tersebut adalah minimal 10 persen. Misalkan 10 persen, 40 persen, dan 50 persen. Atau 20 persen, 30 persen, dan 50 persen.
Strategi investasi yang pasif seperti ini tidak akan membuat return-nya maksimal ketika saham sedang rally tinggi. Juga tidak menjamin tidak akan mengalami penurunan dibandingkan pokok investasinya.
Baca juga: Bingung Mau Mulai Berinvestasi Dari Mana? Coba Reksa Dana dan Nikmati 4 Keuntungan Berikut
Namun alokasi seperti ini akan membuat investor “selalu” merasa nyaman karena dalam setiap situasi, paling tidak ada 1 jenis kelas aset yang dapat membuatnya merasa diuntungkan. Perasaan “nyaman” dan “senang” ini sangat penting dalam investasi jangka panjang.
Tentunya cara ini juga mesti dibarengi dengan memilih reksa dana yang track recordnya baik dan manajer investasinya telah memiliki kinerja historis yang cukup panjang serta kesabaran dari investor untuk tidak terlalu cek saldo tiap hari atau sering membaca berita saham yang berubah dengan cepat dari waktu ke waktu.
Bagaimana jika dana investasi di reksa dana lebih dari Rp 1 M, untuk investor kategori ini, bisa mempertimbangkan untuk menambahkan 1 jenis kelas aset yang baru lagi yaitu reksa dana dengan mata uang USD.
Saat ini di Indonesia ada reksa dana mata uang USD yang berinvestasi di Indonesia, ada pula yang berinvestasi di luar negeri. Keduanya dapat menjadi pilihan dalam kelas aset ini.
Secara historis, mata uang USD menjadi diversifikasi yang cukup baik terhadap kinerja IHSG. Biasanya mata uang USD menguat terhadap mata uang Rp pada tahun-tahun dimana IHSG mengalami penurunan sehingga investor mendapatkan keuntungan dari selisih kurs.
Demikian strategi investor reksa dana yang pasif ini, semoga bisa menjadi salah satu referensi anda dalam pengelolaan dana pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.