Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Mau Jadi Negara Maju, Mendag Lutfi: Iklim Investasi Harus Selalu Jadi yang Terbaik...

Kompas.com - 08/06/2022, 17:49 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia harus tumbuh 5,7 persen setiap tahun untuk bertransformasi menjadi negara maju pada tahun 2045.

Pertumbuhan 5,7 persen tiap tahun itu harus dicapai lewat realisasi investasi terhadap PDB. Besarannya paling tidak harus 39 persen dari 32 persen saat ini.

"Artinya, kita mesti membuat iklim investasi kita selalu menjadi yang terbaik. Jadi reformasi tidak boleh berhenti," kata Lutfi dalam Forum Diskusi Denpasar 12 di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Kemendag Sasar Korsel Jadi Pasar Produk-produk Digital Indonesia

Selain investasi, pertumbuhan ekonomi 5,7 persen juga dicapai lewat porsi industrialisasi. Porsinya mesti mencapai 29 persen pada tahun 2030 dari sekitar 22 persen saat ini.

Lalu, pertumbuhan ekspor dan impor harus mencapai sekitar 50 persen. Saat ini, ekspor impor Indonesia hanya sekitar 34 persen atau tumbuh mencapai 35 miliar dollar AS tahun lalu.

"Kita memang positif 35 miliar dollar AS tahun lalu. Tapi sebenarnya kita mesti memacu ekspor impor menjadi sekitar 50 persen, yang hari ini cuma 34 persen. Artinya kita mesti memacu geostrategis perdagangan," beber Lutfi.

Kemudian, PDB per kapita RI harus mencapai 10.000 dollar AS sebelum tahun 2030 berakhir, dari yang hanya 4.000 dollar AS tahun ini. Sebab pada tahun 2038, bonus demografi RI telah berakhir.

Berdasarkan studi OECD, tidak ada satupun negara di dunia sejak tahun 1969 yang mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi jika penduduk tua lebih banyak ketimbang generasi muda.

"Jadi demografi bonus berakhir tahun 2038. Di situ kita mesti mencapai target 12.500 dollar AS (untuk PDB per kapita)," ucap Lutfi.

Masalahnya kata Lutfi, Indonesia dan negara lain di dunia mengalami lacking behind pasca pandemi Covid-19. Pertumbuhan permintaan (demand) lebih tinggi dibanding pertumbuhan penawaran (suplai).

Hal ini terlihat dari harga mobil bekas di Eropa yang baru dipakai dua tahun jauh lebih mahal ketimbang mobil baru yang dibeli dua tahun lalu.

Pemicunya karena pertumbuhan industri mobil di Eropa hanya 3 persen. Sedangkan, pasar mobil tumbuh mencapai 8 persen usai 2 tahun lamanya masyarakat menahan membeli mobil.

"Ada minus 5 persen. Nah, kegiatan ini yang menjadi lacking behind. Apakah itu di masalah logistik, apakah itu di masalah investasi," ucap Lutfi.

Baca juga: Menko Airlangga: RI Harus Tingkatkan Pasar Keuangan 3 Kali Lipat agar Jadi Negara Maju

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

RS MH Thamrin Cileungsi dan PT Universal Agri Bisnisindo Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja

RS MH Thamrin Cileungsi dan PT Universal Agri Bisnisindo Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja

Rilis
Guna Reka Cemerlang Berkolaborasi dengan Stratus dan Awanio, Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital

Guna Reka Cemerlang Berkolaborasi dengan Stratus dan Awanio, Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital

Whats New
KPK Lelang Barang Hasil Gratifikasi, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, hingga PS5

KPK Lelang Barang Hasil Gratifikasi, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, hingga PS5

Whats New
Simak, Ini Daftar Biaya Admin BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Simak, Ini Daftar Biaya Admin BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Whats New
Harga Emas Antam Sepekan, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, lalu Ambles

Harga Emas Antam Sepekan, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, lalu Ambles

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 10 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 10 Desember 2023

Spend Smart
6 Saham Paling Boncos dalam Sepekan, Ada ARTO, BUKA, hingga MDKA

6 Saham Paling Boncos dalam Sepekan, Ada ARTO, BUKA, hingga MDKA

Whats New
Cek, Ini Limit Transaksi Harian Bank BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Cek, Ini Limit Transaksi Harian Bank BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Whats New
Peningkatan Pendapatan Per Kapita Dapat Diusahakan dengan Cara Apa?

Peningkatan Pendapatan Per Kapita Dapat Diusahakan dengan Cara Apa?

Whats New
Pengertian Pendapatan Per Kapita, Kegunaan, dan Rumusnya

Pengertian Pendapatan Per Kapita, Kegunaan, dan Rumusnya

Whats New
Kementerian BUMN Restui Usul Restrukturisasi dan Perombakan Direksi Waskita Karya

Kementerian BUMN Restui Usul Restrukturisasi dan Perombakan Direksi Waskita Karya

Whats New
Ditopang Pertanian dan Konsumsi, Ekonomi Jabar Tetap Tumbuh Pada 2024

Ditopang Pertanian dan Konsumsi, Ekonomi Jabar Tetap Tumbuh Pada 2024

Whats New
Cara Klaim Kaki Palsu BPJS Kesehatan

Cara Klaim Kaki Palsu BPJS Kesehatan

Whats New
Kisah Sanip, Bertahan di Tengah Stigma Serba Mahal SCBD

Kisah Sanip, Bertahan di Tengah Stigma Serba Mahal SCBD

Smartpreneur
3 Tips Agar Tak Terjebak Pinjol Ilegal

3 Tips Agar Tak Terjebak Pinjol Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com