Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, dana nasabah yang masuk dalam aplikasi robot trading ilegal memiliki kemungkinan yang kecil untuk dikembalikan. Hal ini mengingat dana tersebut sudah digunakan untuk keperluan perusahaan pengembang robot trading.
“Dari dana itu, kan sudah ada pembayaran, profit dan komisi, karena robot trading ini ilegal. Jadi tidak mungkin kembali. Misalkan dana nasabah yang terkumpul diatas Rp 1 triliun, kemungkinan dana ini berputar, dan nasabah yang mengalami kerugian saat ini juga mungkin sudah pernah menikmati untung,” kata Ibrahim saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2022).
Dia mengatakan, dalam hal ini OJK dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sifatnya hanyalah melakukan pemblokiran. Namun yang memiliki akses pada dana nasabah robot trading adalah pihak kepolisian.
Di sisi lain, tidak adanya regulasi yang mengatur soal robot trading membuat adanya kendala dalam pengembalian dana nasabah.
Di samping itu juga, dana dari robot trading beberapa ada di luar negeri, dan tidak ada regulasi yang jelas soal pencairan dana tersebut. Sehingga, ia menilai ada potensi dana nasabah robot trading akan masuk ke kas negara dalam bentuk pendapatan negara di luar pajak.
Selengkapnya baca di sini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku bertukar pikiran dengan Menteri Keuangan Turki dan Mesir dalam pertemuan Islamic Development Bank (IsDB) di Sham El Sheik, Mesir, beberapa waktu lalu.
Mereka membicarakan isu-isu yang membuat menteri-menteri keuangan dilema akibat kondisi global yang tak tentu arah, antara lain soal peningkatan inflasi. Selain krisis yang tengah dihadapi negara, tingginya inflasi juga dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina.
"Yang terjadi sekarang ini adalah memang pemulihan ekonomi dunia berjalan, namun diiringi dengan kenaikan harga-harga komoditas yang melonjak sangat tinggi terutama semenjak bulan Februari terjadi serangan terhadap Ukraina oleh Rusia," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama DPD RI di Jakarta, Selasa (7/6/2022).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, Menteri Keuangan Turki, Nureddin Nubeti bercerita tentang inflasi di negaranya yang sudah tembus 74 persen. Hal ini terjadi karena energi seperti BBM dan gas tidak disubsidi atau dikompensasi oleh negara. Akibatnya, kenaikan harga komoditas global langsung dirasakan oleh masyarakat dengan naiknya harga-harga energi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.