Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bitcoin Masih Lanjut Melemah, Cek Harga Kripto Hari Ini

Kompas.com - 09/06/2022, 07:20 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Pasar aset kripto tampak berkabut pada pagi ini, Kamis (9/6/2022). Melansir Coinmarketcap, pagi ini 9 dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir.

Nilai mata uang kripto paling redup adalah Bitcoin (BTC) dan Solana (SOL) yang ambles 3,4 persen di level 30.313 per dollar AS dan 39 dollar AS. Sementara itu, Polkadot (DOT) berada pada level 9,07 dollar AS atau melemah 2,7 persen.

Pelemahan dilanjutkan oleh Ethereum (ETH) yang turun sebesar 2,2 persen pada posisi 1.801 dollar AS. Kemudian, Dogecoin (DOGE) berada pada posisi 0,07 dollar AS atau melemah 2,12 persen, dan XRP berada di posisi 0,4 dollar AS atau turun 1,9 persen.

Baca juga: Tanda–tanda Perlambatan Ekonomi Muncul, Wall Street Ditutup Melemah

Binance Exchange terkoreksi 0,76 persen menjadi 289,2 dollar AS. Sementara itu, Cardano atau ADA naik 3,7 persen menjadi 0,64 dollar AS.

Pagi ini Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) masing-masing turun 0,01 persen pada posisi 0,9 dollar AS, dan 1 dollar AS. Sebagai informasi, USDT dan USDC merupakan mata uang kripto golongan stable coin atau jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS.

Adapun kapitalisasi pasar kripto secara global yakni 1,24 triliun dollar AS atau turun 2,35 persen dalam 24 jam terakhir. Volume pasar kripto juga turun 3,16 persen menjadi 80,77 miliar dalam 24 jam terakhir, dan stablecoin berada pada posisi 70,15 miliar dollar AS yang mewakili 86,85 persen dari total pasar kripto.

Baca juga: Datangi Mentan, BUMN China Minta Indonesia Ekspor Beras

Mengutip Coindesk, sentimen yang mendorong pergerakan aset kripto termasuk rencana pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa pada hari ini. Ada kemungkinan bank sentral di luar Federal Reserve AS juga akan memegang kendali pasar.

Ketika bank sentral di luar kawasan mulai menaikkan suku bunga, secara teoritis membuat aset pendapatan tetap mereka lebih menarik bagi investor yang mencari imal hasil, karena membuat mata uang mereka lebih menarik.

“Ini akan melawan sejumlah besar kekuatan dollar AS. Perdagangan konsensus akan membuat dollar AS melemah pada paruh kedua tahun ini, bukan karena apa yang terjadi dengan tindakan Fed, tetapi terutama karena kebijakan bank sentral di masing – masing negara," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker valuta asing Oanda.

Baca juga: Strategi Tricky Penyelamatan Garuda Indonesia

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com