JAKARTA, KOMPAS.com - Reasuransi BUMN, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) mengajukan penambahan penyertaan modal negara (PMN) melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 3 triliun untuk tahun anggaran 2023.
Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan, perusahaannya akan menggunakan modal tersebut untuk penguatan modal dan kapabilitas perusahaan.
"Dengan memiliki permodalan yang kuat, kami bisa mendapatkan rating internasional. Dengan begitu kami bisa jadi pemain internasional dan memasukkan premi dari luar negeri ke Indonesia," kata dia dalam media gathering, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Menteri BUMN Resmikan Merger Reasuransi Indonesia Re
Ia membeberkan, Indonesia saat ini sedang mengalami dafisit neraca berjalan. Artinya, uang yang masuk lebih kecil dari uang yang keluar.
Benny menjabarkan, salah satu penyebab defisit neraca berjalan itu adalah sektor perasuransian, di dalamnya juga termasuk perusahaan reasuransi.
Dengan kata lain, Benny bilang premi asuransi ke luar negeri lebih besar dari premi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Baca juga: Apa Saja Jenis Akad dan Produk-produk Asuransi Syariah?
Benny menyampaikan dari sisi manajemen risiko, kesiapan kapasitas dan kapabilitas perusahaan reasuransi lokal jadi salah salah satu faktor yang membuat besarnya aliran premi ke luar negeri.
Pasalnya ketika semua risiko dibebankan ke perusahaan reasuransi dalam negeri, Benny menyebut akan terjadi penumpukan risiko.
"Dari pada kami tahan sendiri dan kami tidak siap, lebih baik kami ikut cari premi ke luar (negeri). Kami bawa (premi) masuk ke dalam negeri supaya defisitnya lebih kecil," terang dia.
Baca juga: Erick Thohir Ingin Holding Asuransi BUMN Tiru Kesuksesan Perusahaan Raksasa China