Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,7 Persen

Kompas.com - 10/06/2022, 08:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun 2022.

Lembaga internasional itu memprediksi ekonomi RI pada tahun 2022 hanya tumbuh 4,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Proyeksi ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya di akhir tahun lalu yang mencapai 5,2 persen (yoy).

Berdasarkan laporan, penurunan proyeksi disebabkan oleh tingkat inflasi dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang mendisrupsi suplai dunia.

Baca juga: IHSG Diperkirakan Melemah di Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Sahamnya

Indonesia mengimpor bahan pangan seperti gandum dari Ukraina. Sebagian besar energi pun diimpor dari luar negeri.

"Kenaikan inflasi, meredam daya beli konsumen dan permintaan barang tahan lama. Itu menyebabkan kesenjangan output akan tetap besar," tulis OECD dalam laporannya, Jumat (10/6/2022).

Selain di sisi suplai, pariwisata di dalam negeri bisa berdampak akibat konflik tersebut. Sebab, wisatawan mancanegara dari Rusia turut menyumbang sebagian besar wisatawan yang berlibur dan berbisnis di Indonesia.

Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakat menurun. OECD memproyeksi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun 2022 sebesar 5,3 persen (yoy).

Namun, nilainya bisa lebih tinggi dari tahun 2021 yang sebesar 2 persen (yoy). Untuk komponen penyumbang PDB lainnya diprediksi akan tumbuh kecuali konsumsi pemerintah.

"Investasi akan tumbuh 3,8 persen (yoy), ekspor tumbuh 1 persen (yoy), dan konsumsi pemerintah terkontraksi 6,3 persen (yoy)," sebut OECD.

Baca juga: Akibat Perang Rusia-Ukraina, OECD Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Hanya 3 Persen

Kemudian, ekspor dan impor juga diprediksi tumbuh dobel digit pada tahun ini, yakni masing-masing 13,1 persen dan 11 persen. Secara garis besar, OECD menilai ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding tahun lalu.

Sementara itu, ekonomi dunia diproyeksi tumbuh sebesar 3 persen (yoy) tahun 2022. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan semula di akhir tahun lalu, yakni 4,5 persen. Artinya, ada penurunan sekitar 1,5 persen.

Penurunan ini diperkirakan berlangsung hingga tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,8 persen (yoy).

Menurut OECD sebelum pecahnya perang, prospek ekonomi tampak menguntungkan secara luas selama 2022-2023, dengan tingkat pertumbuhan dan inflasi kembali normal pasca pandemi Covid-19 dan berkurangnya kendala pada sisi penawaran.

"Invasi ke Ukraina bersama dengan restriksi di kota-kota besar dan pelabuhan di China karena kebijakan zero Covid-19 telah menghasilkan serangkaian kejutan baru yang merugikan," tulis OECD.

Baca juga: Simak Strategi Investasi Saat Pasar Volatil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com