Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Perdagangan, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah

Kompas.com - 10/06/2022, 09:20 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (10/6/2022). Demikian juga dengan kurs rupiah yang melemah pada perdagangan di pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.07 WIB, IHSG berada pada level 7.140,92 atau turun 41,91 poin (0,58 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 7.182,83.

Sebanyak 138 saham melaju di zona hijau dan 256 saham di zona merah. Sedangkan 184 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,18 triliun dengan volume 2,02 miliar saham.

Bursa Asia merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 1,13 persen, Shanghai Komposit 0,1 persen, Strait Times 0,9 persen, dan Nikkei menguat 1,48 persen.

Baca juga: KPPU Putuskan PT ACK Bersalah dalam Kasus Monopoli Ekspor Benur

Wall Street pada penutupan pagi ini juga merah dengan penurunan S&P 500 sebesar 2,3 persen, Nasdaq Composite 2,7 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,9 persen.

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan hal sama. Dia bilang, pelemahan terbatas ini terjadi setelah terjadinya kenaikan kembali kasus Covid-19 di tanah air dan kekhawatiran akan inflasi.

“Berdasarkan analisa teknikal, IHSG berpotensi bergerak melemah terbatas pada rentang 7.097 – 7.290. Kenaikkan angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam kurun waktu 3 hari terakhir yang mencapai 500 dengan positive rate 1 persen, inflasi, serta pengetatan kebijakan moneter Eropa, mungkin akan memberikan tekanan hari ini,” kata Maximilianus.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.00 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.576 per dollar AS, atau turun 9 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.567 per dollar AS.

Baca juga: Kementerian PUPR Dapat Pagu Indikatif Rp 98,21 Triliun pada 2023

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena kekhawatiran akan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Sentimen ini juga masih menjadi isu negatif untuk rupiah dan nilai tukar emerging market lainnya.

“Sentimen kenaikan suku bunga acuan agresif The Fed juga masih membebani rupiah dan nilai tukar lainnya terhadap dollar AS. Dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap inflasi, Bank Sentral AS akan bertindak lebih agresif untuk menekan laju inflasi AS ke level target 2 persen,” kata Ariston kepada Komps.com.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per dollar AS sampai dengan Rp 14.500 per dollar AS.

Baca juga: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,7 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com