Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkop UKM: Kita Perlu Membangun Koperasi Sawit yang Tidak Bergantung ke Industri

Kompas.com - 10/06/2022, 11:32 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak para petani sawit di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, untuk bergabung ke dalam koperasi dan membuat pabrik minyak makan merah.

Teten berharap upaya ini bisa berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

"Kita perlu membangun koperasi sawit yang tidak bergantung kepada industri sehingga petani mendapat keuntungan dari hasil TBS (Tandan Buah Segar) sawit mereka," kata MenKopUKM Teten Masduki saat berdialog dengan petani sawit binaan Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, seperti yang dikutip Kompas.com lewat siaran resminya, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Sampai 3 Juni 2022, Industri Securities Crowdfunding Himpun Dana RP 507,2 Miliar

Dengan bergabung ke koperasi, menurut Menkop UKM, para petani sawit akan mendapatkan nilai tambah dan mampu menerima manfaat dari pengelolaan bisnis sawit serta tidak memiliki ketergantungan terhadap industri kelapa sawit.

Menteri Teten juga mengatakan, saat ini teknologi untuk memproduksi minyak makan merah sudah ada di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

Dia optimistis koperasi mampu membangun pabrik minyak makan merah ini karena produksinya dinilai sederhana. Biaya yang dibutuhkan juga dikatakan hanya memerlukan investasi sebesar Rp 7 miliar untuk menghasilkan 5 ton minyak makan merah per jamnya melalui teknologi tersebut.

"Dengan adanya pabrik minyak makan merah dari koperasi ini, diharapkan akan memperkuat pasokan minyak goreng ke masyarakat yang lebih murah dan sehat. Turunannya juga bisa jadi produk kosmetik, farmasi, dan masih banyak lainnya," kata Menteri Teten.

Terkait pembiayaan, Menkop UKM menuturkan koperasi dapat memanfaatkan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Bank Rakyat Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) untuk membangun pabrik minyak makan merah ini.

Sementara itu, Ketua Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Gus Bahari Harahap mengungkapkan total lahan sawit dari para petani di Kabupaten Serdang Bedagai mencapai 1.800 hektar. Menurutnya, para petani sawit sedang kebingungan akibat kondisi naik turunnya harga sawit akhir-akhir ini.

Baca juga: Awal Perdagangan, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah

"Kami hanya punya harapan di sini. Jadi kami mendukung untuk kemandirian pangan. Wujudkanlah harapan dan cita cita kami dan semoga kedatangan Menteri Teten dapat menjadi jalan keluar untuk permasalahan ini," ucap Gus Harahap.

Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya menambahkan bahwa saat ini para petani sawit mengalami keraguan untuk menanam kelapa sawit akibat naik turunnya harga. Bahkan, saat ini dikatakan ubi kayu lebih menguntungkan bagi para petani.

"Karena harga sawit ini turun naik jadi membingungkan para petani. Maka kadang tanaman meraka diselingi dengan ubi kayu. Hal yang dikhawatirkan kalau harga ubi kayu lebih tinggi, petani kelapa sawit lebih pilih tanam ubi kayu saja," ucap Darma.

Dengan rencana pembuatan pabrik minyak makan merah melalui koperasi, Darma menyatakan siap untuk menyediakan tempat bagi pembangunan pabrik ini di Kabupaten Serdang Bedagai.

Baca juga: KPPU Putuskan PT ACK Bersalah dalam Kasus Monopoli Ekspor Benur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com