Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Luhut Merasa Jadi "Sasaran Tembak" Polemik Harga Tiket Candi Borobudur

Kompas.com - 10/06/2022, 13:32 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Menurutnya, jika manajemen Candi Borobudur memerlukan biaya operasional yang tinggi untuk melakukan konservasi candi, seharusnya dapat dilakukan dengan cara lain bukan dengan menaikan tarif tiket.

Misalnya, manajemen dapat mengeksplorasi kawasan candi dengan wahana wisata yang lain yang dapat dikomersialisasikan.

Tunda kenaikan

Saat menghadiri rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Kamis (9/6/2022), Luhut menjelaskan wacana kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur.

Luhut menjelaskan, tarif Rp 750.000 bagi turis lokal tersebut berdasarkan hasil kajian dari organisasi UNESCO yang mengurusi pendidikan, sains, dan kebudayaan.

Baca juga: Tarif Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Apa Kata Erick Thohir?

"Karena itu, Borobudur itu memang parawisatanya kop-nya di saya. Pak, ada PUPR-nya di situ (Kementerian PUPR sekarang). Mengenai Borobudur, kami bikin studi komprehensif, UNESCO itu di situ bapak ibu. Nah, angka (harga tiket Rp 750.000) itulah keluar," kata Luhut.

Lantaran mendapat kritikan berbagai kalangan, Luhut menunda kenaikan harga tiket naik ke Candi Borobudur. Ia berjanji akan kembali mempelajari hal tersebut.

"Tapi, karena ribut-ribut semua, saya bilang gitu deh tunda saja dulu. Nanti kita lihat lagi, pelajari. Tapi bapak ibu saya sekalian, saya laporkan Borobudur itu sudah mulai rusak," ucapnya.

Luhut juga mengaku akan kembali mendengarkan usulan dari masyarakat terkait dengan harga tiket Candi Borobudur. Tak menutup kemungkinan ada penurunan harga.

"Ya kami lihat nanti (peluang penurunan harga tiket). Kami dengarkan lagi pendapat masyarakat. Tapi itu sudah kami bandingkan dengan seluruh dunia, ya harganya kira kira segitu," kata dia.

Baca juga: Luhut Luapkan Unek-unek soal Tiket Candi Borobudur Rp 750.000 ke DPR: Gampang Ngomong, Gampang Kritik...

Sasaran tembak

Selain itu, Luhut juga meluapkan unek-uneknya dalam rapat kerja dengan Banggar DPR tersebut. Ia menyinggung soal banyaknya pihak yang mengkritiknya, termasuk dalam rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur.

Luhut merasa dirinya menjadi "sasaran tembak" sejumlah pihak, termasuk anggota DPR. Ia menilai kritik tersebut disampaikan hanya untuk mencari popularitas.

Luhut mengatakan bahwa rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur sudah melalui proses panjang. Ia pun memberikan pesan kepada para pengkritiknya.

"Jadi ada kadang-kadang, maaf teman-teman bapak-ibu juga yang langsung kritik saya, nembak 12 pas, enggak tahu masalahnya. Kalau boleh mohon, lain kali telepon saya saja, masalahnya apa sih?," kata Luhut.

"Jadi jangan cari, mohon maaf bapak-ibu, cari popularitas dengan nyerang saya. Saya ini hanya pelaksana. Percayalah, saya enggak akan melakukan yang di luar yang semau-mau saya. Semua yang saya kerjakan basisnya studi, basis data," sambung dia.

Baca juga: Luhut Pastikan Tiket Candi Borobudur Rp 750.000 Ditunda, Sebut Tarif Pelajar Tadinya Diusulkan Rp 1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com