Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Cerita 3 UMKM Indonesia yang Mejeng di Department Store Paris

Kompas.com - 10/06/2022, 19:37 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Selain Danar Hadi, salah satu brand batik asal Kulon Progo, D.I. Yogyakarta, yakni Shiroshima juga turut memperkenalkan karyanya dalam program Java in Paris.

Batik Shiroshima memiliki karakteristik yang unik, mengangkat konsep pada motif kainnya yang minimalis dan desain pakaian masa kini.

Pemilik Shiroshima, Dian Nutri Justisia Shirokadt mengatakan, hadirnya Shiroshima di ajang bergengsi ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Dian.

Hal ini ternyata merupakan mimpi Dian untuk berkontribusi memperkenalkan batik asal Kulon Progo ke mancanegara.

Dian menuturkan, dirinya sempat tidak yakin produknya mampu bersaing di kelas dunia.

“Sebelumnya saya enggak percaya diri untuk ke Eropa karena takut produk saya tidak cocok. Tapi dengan masuknya ke Paris membuka mata saya jika produk UMKM Indonesia juga memiliki potensi besar di luar negeri,” kata Dian.

Di balik desain dan motif yang mengikuti tren ini, Shiroshima melibatkan sejumlah warga lokal asal Lendah, Kulon Progo untuk membatik.

Dian juga mengatakan, Shiroshima telah memberdayakan 23 pembatik, yang terdiri dari 10 pria pengrajin batik cap dan 13 perempuan pengrajin batik tulis dalam produksi Shiroshima.

Dian berharap, masuknya ke pasar Eropa dapat memberikan dampak positif bagi UMKM untuk menggerakkan ekosistem usaha batik, termasuk di Yogyakarta, sehingga warisan budaya melalui batik dapat semakin lestari dan para pembatik di daerah menjadi berdaya secara ekonomi dan sosial.

Janédan

Ada juga tas kulit Janédan, brand lokal asal Bantul, D.I. Yogyakarta yang ikut dalam program tersebut .

Dengan desain yang kekinian, Janédan mengusung konsep lebih ramah lingkungan dengan menggunakan metode upcycling (daur ulang menjadi produk bernilai tambah) yang memanfaatkan limbah kulit sapi dengan teknik tradisional dan alami pada proses produksinya.

Pemilik Janédan, Gabriel Adi Nugroho, mengatakan, proses produksi tradisional yang lebih ramah lingkungan ini juga mencakup proses penyamakan dan pewarnaan alami pada kulit yang menghindari menggunakan bahan kimia.

“Kami melakukan proses upcycling untuk menghasilkan materi tas kami. Kulit yang dipakai merupakan hasil limbah industri daging yang kami daur ulang, kemudian masuk ke proses penyamakan sehingga terjadi sirkulasi ekonomi di rantai produksinya. Selain itu, pewarnaan materi kulit ini juga menggunakan beberapa jenis kayu seperti tegeran dan mahoni dan bukan pewarna kimiawi agar ramah lingkungan,” kata Adi.

Adi memiliki kepedulian pada isu lingkungan yang dia tunjukkan melalui produk Janédan.

Dalam momen pameran “Java in Paris” ini, Adi berharap dapat menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia juga sudah mulai banyak yang mengusung konsep lebih ramah lingkungan dengan kualitas bersaing.

Baca juga: Shopee Luncurkan Program Java in Paris, Ratusan Jenis Produk UMKM Akan Melantai di Paris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com