Dia menyebutkan, pihaknya optimistis pasokan dan harga bawang merah pada Juni-Juli ini akan kembali normal.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Pejabat Kementan yang Pergi ke Luar Negeri Saat Wabah PMK Sebaiknya Mundur
“Sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia," sebutnya.
Untuk diketahui, harga bawang merah sempat merangkak naik sejak Mei 2022. Tren kenaikan tersebut merupakan imbas dari penurunan luas tanam pada Maret.
Pada bulan tersebut, terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrem dan kurang bersahabat bagi petani bawang merah.
Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada turunnya produksi. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura (SPH), terpantau penambahan luas tanam pada bulan April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun luar Pulau Jawa.
Oleh karenanya, panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra, seperti Bima, Pati, Brebes, dan Probolinggo akan semakin marak.
Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Ditjen Hortikultura Kementan, produksi bawang merah nasional April sebesar 157.121 ton, sedangkan Mei sebesar 153.513 ton.
Baca juga: KTNA Nasional Apresiasi Kinerja Kementan yang Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi
Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11 persen, secara dari produksi bulan sebelumnya neraca kumulatif terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional.
Produksi nasional bawang merah pada 2021 bahkan mencapai 2 juta ton. Pada 2022, diperkirakan tidak akan terpaut jauh.
Sejak 2017 hingga kini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar atau siap konsumsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.