Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu Tekankan Pentingnya Suku Bunga Acuan untuk Dorong Stabilitas Ekonomi

Kompas.com - 13/06/2022, 14:23 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menekankan pentingnya peran suku bunga acuan dalam mendorong stabilitas ekonomi. Hal itu ia sampaikan dalam G20 Side Event.

Dia menjelaskan, saat ini transisi suku bunga acuan global tengah menjadi perhatian otoritas di berbagai negara, termasuk juga di Indonesia.

“Jika berbicara soal suku bunga acuan, tentunya prespektif kita yang paling tepat adalah stabilitas ekonomi. Sangat penting untuk memiliki stabilitas sektor keuangan sebagai salah satu pilar pemulihan yang kuat dan lebih khusus sektor keuangan kita tentu kita harus mempersiapkan kebutuhan ini,” kata Suahasil secara virtual, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Tahun 2023, Rasio Penerimaan Perpajakan Ditarget 9,30-9,59 Persen

Suahasil juga mengatakan, dari sisi ekonomi, pihaknya juga melihat situasi dunia yang tengah dalam tantangan pemulihan. Hal ini seperti terjadinya gangguan pasokan, ketidakpastian ekonomi, hingga ketegangan politik yang terjadi.

“Kita melihat adanya gangguan pasokan, ketidakpastian, serta ketegangan politik. Kita harus memastikan selama pemulihan, stabilitas ekonomi, stabilitas sektor keuangan kita, juga penting,” kata dia.

Di sisi lain, Suahasil menilai dalam pengambilan kebijakan, tidak mungkin melihat ekonomi secara terpisah dari sisi kesehatan. Apalagi dalam 2 tahun terakhir, pemerintah kerap bersinggungan dengan kondisi kesehatan sebagai dampak pandemi Covid-19.

“Ekonomi bukan hal yang berdiri sendiri, hubungan dengan kesehatan sangat signifikan dalam 2 tahun terakhir dan kemungkinan besar untuk masa depan. Sangat penting untuk melihat bagaimana ekonomi dan kesehatan dapat disatukan,” jelas dia.

Baca juga: Tahun Ini, Pemerintah Yakin Penerimaan Perpajakan Tumbuh 15,3 Persen

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan, saat ini kondisi pasar cukup volatil seiring situasi global. Senada dengan Suhasil, Destry juga melihat adanya tantangan yang terjadi sebagai dampak pasca Covid-19, dan ketegangan geopolitik.

“Setelah pandemi banyak tantangan yang datang, seperti fase yang lebih cepat dari moneterisasi, dan masalah ketegangan geopolitik. Oleh karena itu, pasar keuangan kredibel sangat penting untuk memastikan adanya fungsi pasar,” jelas Destry.

Destry mengatakan, tantangan–tantangan yang datang tersebut terefleksi dari pasar keuangan global yang dinamik, yang pada akhirnya berdampak ke tanah air. Walau demikian, Destry optimis, bahwa pasar domestik ditopang oleh sejumlah sentimen positif.

“Kalau kita melihat pada ekonomi domestik kita, kita harus cukup bersyukur karena kita melihat beberapa perbaikan yang berlanjut dikarenakan adanya permintaan domestik yang kuat, dan balance payment yang kuat didukung oleh ketahanan sektor eksternal dan juga nilai tukar rupiah yang stabil,” jelas dia.

Baca juga: Jokowi Larang Direksi Komisaris BUMN Jadi Pengurus Parpol dan Caleg

Selain itu juga, fundamental ekonomi domestik cukup kokoh, dengan current account deficit yang lebih rendah, dan supply foreign exhange yang tetap ada dari sektor korporat. Di sisi lain, ia memastikan Bank Indonesia akan terus memperkuat stabilisasi rupiah, sejalan dengan mekanisme pasar, dan fundamental ekonomi.

“Untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi, BI akan secara konsisten menjalankan BI policy Mix, dan BI monitory policy yang fokus pada stabilitas. Ini juga akan dijalankan dengan cara yang pruden untuk menghindari disrupsi proses pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan lainnya, seperti makro prudential policy, sistem pembayaran moneter, dan financial market deepening policy akan tetap diorientasikan,” kata dia.

Terkait dengan suku bunga, Destry menjelaskan dengan manajemen yang baik, maka hal ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dalam dua tahun ke depan. Namun, ia menekankan pentingnya benchmark policy dalam pasar keuangan global.

“Terkait suku bunga, dari sudut pandang kami ini sangat penting karena akan mendukung stabilitas dari ekonomi makro kita dan kalau bisa dilakukan dengan sangat baik, maka ini juga akan mendukung pertumbuhan di 2 tahun ke depan. Tapi, tentu saja benchmark policy memainkan peran yang sangat penting di dalam pasar keuangan global,” kata dia.

Baca juga: Tarif Listrik Orang Kaya Naik, ESDM: APBN Hemat Rp 3,1 Triliun, Dampak ke Inflasi Kecil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com