Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Mineral Perkasa Bidik Dana Rp 135 Miliar dan Waran Rp 2,37 Triliun dari IPO

Kompas.com - 13/06/2022, 22:05 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk telah mendapatkan izin dalam rangka penawaran awal (book building) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Masa penawaran awal telah dimulai 20-30 Mei 2022, dimana pemesanan dapat dilakukan dalam website www.e-ipo.co.id.

Dalam rencana penawaran awal ini, Mandiri Mineral Perkasa menerbitkan saham sebanyak 950 miliar atau 0,73 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana saham. Adapun nilai saham yang ditawarkan sebesar Rp 132-Rp 142 per lembar saham. Jumlah kisaran penawaran umum perdana sahamnya senilai Rp 125,4 miliar-Rp 135 miliar.

"Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham perseroan setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan dipergunakan untuk modal kerja, dimana kedepannya perseroan akan menambah kerja sama dengan beberapa pemilik IUP (Izin Usaha Penambangan) baru," kata manajemen perseroan dalam keterangan tertulis, Senin (13/6/2022).

Baca juga: BEI Sebut Tidak Ada Penundaan IPO di Tengah Kondisi Pasar yang Bergejolak

Selain itu, perolehan dana dari penawaran saham perdana ini, perseroan akan manfaatkan untuk mengembangkan kegiatan usaha penambangan nikel yang bakal digarap dalam waktu dekat.

"Sehingga seluruh perolehan dana akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha seperti pembelian sparepart alat-alat berat, pembelian bahan bakar (fuel) untuk alat-alat berat, pembayaran tenaga kerja karyawan baik site maupun operasional kantor, untuk melakukan sewa alat berat dalam jangka pendek," jelas manajemen.

Pun perseroan menerbitkan Waran Seri I sebanyak 4,75 miliar atau setara 3,65 persen dari modal disetor. Tiap satu saham baru hasil penawaran umum melekat 5 Waran Seri I, dimana setiap 1 Waran Seri I dapat ditukar dengan 1 saham biasa atas nama.

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan pembelian saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 2 per saham, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham.

Baca juga: 36 Perusahaan Masih Antre untuk IPO di BEI

Jumlah dana yang akan diterima Perseroan dari penawaran Waran Seri I diperkirakan mencapai Rp 2,37 triliun lebih, yang dapat dilaksanakan selama berlakunya pelaksanaan yaitu sejak 6 bulan setelah efek diterbitkan.

"Dengan demikian, perseroan berkeyakinan bahwa perseroan akan membukukan pertumbuhan yang baik di masa yang akan datang. Dengan adanya pengerjaan pada tambang baru tersebut, Perseroan berencana untuk mengerjakan penambangan nikel mencapai 3 juta sampai dengan 4 juta ton pada tahun 2023 dan 2024 dengan pencapaian target pertumbuhan antara 40-50 persen," jelas manajemen lagi.

Sementara itu, Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia, yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi IPO, R.A. Wisnu Widodo merasa yakin terhadap pertumbuhan dan prospek usaha Perseroan kedepan di industri nikel Tanah Ai. Mengingat prospek pertumbuhan permintaan komoditas nikel yang bertumbuh pesat saat ini dari permintaan akan baterai litium untuk mobil listrik.

Wisnu menjelaskan, perseroan saat ini masih menunggu Pernyataan Efektif dari OJK. Dalam Izin Publikasi tersebut, saham PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk telah memenuhi kriteria Efek Syariah berdasarkan Laporan Keuangan yang berakhir 31 Desember 2021. Adapun kode perdagangan saham yang akan dicatut adalah NPII ketika telah melantai secara resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah diterimanya Izin Efektif dari OJK.

Baca juga: Decacorn Menawarkan IPO, Cari Tahu Apa yang Perlu Diperhatikan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com