Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi QRIS Kian Diminati Masyarakat

Kompas.com - 15/06/2022, 07:17 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi secara nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin diminati masyarakat. Ini terefleksikan dari volume transaksi QRIS yang terus melesat.

Mengacu kepada data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi QRIS mencapai Rp 7,5 triliun pada April 2022. Nilai tersebut meroket 468 persen dari periode yang sama tahun lalu, Rp 1,6 triliun.

Peningkatan tersebut tidak terlepas dari mulai pulihnya aktivitas perekonomian yang sempat terpukul oleh pandemi Covid-19. Mulai menggeliatnya mobilitas masyarakat membuat transaksi di seluruh saluran transaksi pembayaran nasional meningkat.

Baca juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed, Wall Street Ditutup Mayoritas Merah

Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem mengatakan, peningkatan penggunaan QRIS terjadi karena penggunaannya sangat mudah dan didukung dengan ponsel.

Terlebih penetrasi ponsel di Indonesia sangat besar, sehingga ia memperkirakan transaksi QRIS akan terus meningkat. Pasalnya, layanan saluran pembayaran itu berpotensi diperluas ke depannya.

"Dengan menggunakan HP (handphone/ponsel) sebagai issuance ini tentu lebih memudahkan daripada kartu. Ke depan QRIS akan terus meningkat. Kami percaya QRIS akan terus berkembang, bahkan tidak hanya statis juga dinamis,” tutur dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).

Ke depan, Santoso bilang, QRIS bukan hanya digunakan untuk pembayaran, tapi juga bisa untuk transfer serta tarik tunai. Oleh karenanya, penggunaan QRIS akan semakin masif.

Sementara itu, Ketua Komite 2 ASPI Abraham Josef Adriaansz menilai, peningkatan volume transaksi QRIS terjadi selain karena rasa nyaman dari nasabah, sumber dananya bisa multi-instrument, mulai dari UE server-based, debit, kartu kredit dan lain-lain.

Baca juga: Timbul Tenggelam Wacana Penghapusan Minyak Goreng Curah

"Sehingga volume setelah pandemi naik tajam. Pengembangan standar pembayaran digital ke depan tidak statis dan akan terus semakin beragam dengan security yang memadai," ujarnya.

Peningkatan transaksi QRIS dirasakan oleh bank-bank nasional. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI misalnya.

BNI mencatat, metode pembayaran lewat QRIS tercatat meningkat hingga 417,6 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat.

Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom menyebutkan, peningkatan volume QRIS juga dirasakan dalam berbagai kegiatan yang telah dilakukan secara fisiki, seperti BNI Java Jazz Festival 2022. Tercatat selama periode acara tersebut, volume transaksi tercatat mencapai Rp 5,7 miliar atau meningkat sebesar 21,9 persen dari volume transaksi BNI Java Jazz 2020.

Menurutnya, hal tersebut terjadi seiring dengan upaya BNI yang melakukan penyeragaman inovasi untuk mendukung standar penggunaan QRIS. Hal tersebut pun mendapat sambutan positif serta apresiasi dari masyarakat.

Peningkatan transaksi digital selama perhelatan musik Jazz itu sebenernya terjadi pada semua produk.

Mucharom bilang, transaksi uang elektronik BNI Tapcash naik 12,9 persen. Sementara untuk kartu debit mengalami kenaikan transaksi 53 persen, dan kartu kredit naik 53,4 persen.

"Kami melihat adaptasi transaksi digital masyarakat terus terjadi dan semakin matang. Raihan kinerja transaksi ini juga menjadi modal BNI untuk mencatatkan kinerja lebih baik pada kuartal kedua tahun ini," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Bakal Hapus Minyak Goreng Curah, Ini Tanggapan Pedagang Pasar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com