Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak Fluktuatif, Rupiah Masih Melemah

Kompas.com - 15/06/2022, 09:35 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/6/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 7.055,12 atau naik 5,2 poin (0,07 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 7.049,88.

Sebanyak 216 saham melaju di zona hijau dan 1,3 saham di zona merah. Sedangkan 216 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,6 miliar saham.

Sementara itu, Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 0,9 persen, Shanghai Komposit 0,6 persen, dan Strait Times 0,15 persen. Sementara itu, Nikkei melemah 0,57 persen.

Baca juga: Urus Izin Terbang Drone Bisa lewat Aplikasi dan Dimonitor secara Real Time

Sedangkan Wall Street ditutup mayoritas merah, dengan penurunan S&P 500 sebesar 0,38 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,5 persen, Nasdaq Composite menguat 0,18 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick indeks membentuk higher high dan higher low dengan stochastic yang menyempit mengindikasikan potensi rebound.

“Namun penguatan diperkirakan hanya bersifat sementara dikarenakan masih ada tekanan inflasi global serta kebijakan suku keputusan suku bunga The Fed,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg pukul 09.09 WIB, rupiah bergerak pada level Rp 14.730 per dollar AS, atau turun 30 poin (0,21 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.699 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah masih dipengaruhi oleh sentimen The Fed yang berpotensi menaikkan suku bunga acuannya pekan ini.

Baca juga: Ramai Dibahas Dugaan Rugi Investasi di GoTo, Dirut Telkom Buka Suara

Dia bilang, pelaku pasar berekspektasi bahwa suku bunga acuan AS akan dinaikkan lebih tinggi, sebesar 75 basis poin karena inflasi konsumen dan produsen AS bulan Mei masih di level tinggi, dan belum terlihat tren penurunan.

“Pelemahan rupiah terhadap dollar AS mungkin belum berakhir hari ini karena sentimen the Fed. Tapi di sisi lain, pasar juga menduga bahwa setelah rapat ini, kenaikan suku bunga the Fed akan berkurang,” kata Ariston.

Menurutnya, hal tersebut bisa mendorong sebagian pelaku pasar kembali masuk setelah kejatuhan dalam harga aset berisiko kemarin. Sentimen positif ini juga bisa mendorong penguatan rupiah terhadap dollar AS.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.730 per dollar AS sampai dengan Rp 14.650 per dollar AS.

Baca juga: Presiden KSPSI soal Isu Reshuffle: Saya Dengar 5 Menteri Diganti atau Dirotasi

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com